Banjar Update
24 Juni, 2024 18:37 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Anda mungkin telah memperhatikan bahwa pelaku penipuan senang menggunakan WhatsApp dan Telegram untuk melakukan serangkaian tindakan penipuan. Tak dapat dipungkiri karena hal itu memang lebih mudah dilakukan mereka dan membuat mereka tidak terdeteksi saat menggunakan aplikasi tersebut.
Lalu, mengapa hal tersebut bisa tetap terjadi, dan apa yang membedakan WhatsApp dan Telegram dari aplikasi perpesanan lainnya? Simak penjelasan berikut ini, seperti yang dirangkum dari laman Make Use Of.
Anda ternyata bukan satu-satunya korban yang mendapatkan semua perhatian dari penipu. Para penjahat tersebut sering menyerang banyak target, menyebar jaring mereka lebar-lebar sehingga dapat menjebak sebanyak mungkin korban.
Setelah berhasil melakukan kontak, penipu lebih suka melanjutkan aksi penipuan mereka di platform perpesanan instan. Hal ini karena mereka jadi lebih mudah memantau percakapan, sehingga tidak mengherankan penipuan email sering kali dialihkan ke WhatsApp atau penipuan lamaran kerja yang seolah-olah melakukan ‘wawancara’ di Telegram.
Selain aplikasi-aplikasi tersebut mudah diakses, pesan instan juga dapat membantu dalam menciptakan rasa urgensi. Perasaan seolah-olah dikejar deadline atau tidak ada waktu dari pesan-pesan putus asa dari pelaku penipuan bisa lebih efektif daripada perpesanan lainnya yang dapat memberi korban waktu untuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan.
Tidak hanya itu, banyak penipu yang bekerja dalam kelompok, dan mereka umumnya memiliki orang atau tim khusus yang bertugas mengelola pesan teks di WhatsApp dan Telegram.
Seperti yang telah Anda ketahui, kedua aplikasi pesan instan tersebut tidak memerlukan terlalu banyak informasi untuk membuat akun. Hal yang Anda perlukan hanyalah nomor telepon yang dapat diverifikasi dari negara manapun.
Sayangnya, SIM dan nomor telepon yang digunakan mudah didapatkan dari layanan pihak ketiga dan penyedia jaringan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, mudah bagi penipu asing untuk berpura-pura seolah-olah mereka berasal dari negara yang sama dengan Anda.
Tidak hanya itu, WhatsApp dan Telegram tidak mengharuskan penggunanya memiliki profil yang dapat dilihat orang lain untuk melacak aktivitas dari waktu ke waktu. WhatsApp dan Telegram bahkan meningkatkan anonimitas dengan memungkinkan pengguna mengaktifkan fitur disappearing messages untuk menghilangkan pesan tertentu. Jadi, dengan adanya fitur tersebut, penipu dapat menghilangkan semua pesan yang telah mereka kirim kepada Anda, sehingga Anda tidak memiliki bukti apapun.
Saat ini ada banyak jenis penipuan dan sebagian kecil penipu juga merupakan hacker atau peretas. WhatsApp dan Telegram sama-sama memiliki fitur berbagi file, dan pelaku kejahatan dapat menggunakan fitur ini untuk menyebarkan file yang mengandung malware agar dapat menembus perangkat Anda dan mencuri informasi penting. Bahkan, Telegram justru memungkinkan pengguna memasang dan menggunakan chatbot di dalam aplikasi.
Anda mungkin pernah mendengar kasus penipu yang menghubungi Anda melalui SMS lalu meminta Anda melanjutkan percakapan di WhatsApp dan Telegram. Hal itu dilakukan karena mereka tidak suka mengirim SMS dengan alasan lebih lambat dan mahal.
Selain itu, dengan menggunakan aplikasi Telegram dan WhatsApp, pelaku kejahatan dapat dengan mudah menghubungi Anda dan pesan-pesan mereka juga telah dienkripsi sehingga jauh lebih sulit dilacak daripada pesan teks SMS.
Itu tadi beberapa alasan mengapa penjahat atau pelaku penipuan sering menggunakan WhatsApp dan Telegram untuk melancarkan aksinya menjerat korban.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 24 Jun 2024
Bagikan
Banjar Update
3 jam yang lalu