Banjar Update
19 Juni, 2024 15:41 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Peter Lynch adalah seorang tokoh investor yang terkenal piawai dalam memimpin, terutama keterampilan kepemimpinannya yang brilian di Fidelity Magellan Fund dari periode 1977 hingga 1990. Dengan menggunakan pendekatannya yang praktis dan berbasis riset, Lynch berhasil mencatatkan tingkat pengembalian tahunan rata-rata sebesar 29%.
Alhasil, ia menjadi salah satu manajer investasi paling sukses dalam sejarah. Lynch lahir di Newton, Massachusetts, pad 1994 dan belajar di Boston College sebelum memulai karirnya di dunia keuangan.
Ia bergabung dengan Fidelity Investments pada 1969 dan kemudian menjabat sebagai manajer portofolio untuk Fidelity Magellan Fund. Di bawah kepemimpinannya, dana tersebut tumbuh dari US$18 juta menjadi lebih dari US$14 miliar. Kisah ini pun menarik perhatian dunia atas kemampuannya dalam mengelola investasi saham.
Pendekatan investasi Lynch didasarkan pada prinsip-prinsip sederhana yang bisa dimengerti oleh investor pemula maupun yang berpengalaman. Melalui artikel ini Anda akan mendapatkan lima tips investasi saham ala Peter Lynch, seperti yang dilansir dari berbagai sumber.
Lynch selalu menekankan pentingnya memahami bisnis di mana Anda berinvestasi. Dia percaya bahwa investor individu memiliki keunggulan dibandingkan manajer dana profesional karena mereka dapat menemukan peluang investasi di sekitar mereka setiap hari.
Misalnya, jika Anda menyukai produk atau layanan tertentu seperti emiten perbankan atau barang baku dan melihat bahwa banyak orang lain juga menyukainya, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik.
Dengan kata lain, Lynch mendorong investor untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman pribadi mereka dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat untuk menemukan peluang investasi yang potensial.
Namun, memahami bisnis tidak hanya berarti mengenali produknya saja. Investor harus juga memahami bagaimana perusahaan tersebut menghasilkan uang, siapa pesaingnya, bagaimana kondisi industrinya, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis tersebut.
Salah satu nasihat utama Lynch adalah agar investor melakukan riset mereka sendiri daripada hanya mengandalkan analisis dari pihak lain. Dia menyarankan agar investor membaca laporan tahunan perusahaan, laporan keuangan, dan berita terkait untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang keadaan perusahaan tersebut.
Lynch percaya bahwa riset yang mendalam dan teliti adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang bijak. Ia juga mengembangkan konsep "story" atau cerita perusahaan, di mana investor harus bisa menjelaskan dalam beberapa kalimat mengapa mereka membeli saham tersebut dan apa yang akan membuat harga saham tersebut naik di masa depan.
Nah yang menarik dari konsep tersebut. Jika seorang investor tidak bisa menjelaskan cerita tersebut, maka kemungkinan besar mereka tidak benar-benar memahami perusahaan tersebut dan risiko yang terlibat.
Investasi saham bukanlah skema cepat kaya. Lynch selalu menekankan pentingnya kesabaran dan perspektif jangka panjang dalam berinvestasi. Dia percaya bahwa banyak investor gagal karena mereka terlalu sering melakukan transaksi jual-beli saham, mencoba untuk mendapatkan keuntungan cepat dari pergerakan harga jangka pendek.
Sebaliknya, Lynch menyarankan agar investor fokus pada potensi jangka panjang dari perusahaan yang mereka beli. Menurutnya, harga saham perusahaan dalam jangka pendek bisa sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan tersebut.
Namun, dalam jangka panjang, harga saham cenderung mencerminkan kinerja fundamental perusahaan. Oleh karena itu, investor yang sabar dan bersedia menahan saham untuk jangka waktu yang lebih lama sering kali akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Diversifikasi adalah prinsip penting dalam investasi untuk mengurangi risiko. Namun, Lynch memiliki pandangan yang sedikit berbeda tentang diversifikasi. Dia percaya bahwa terlalu banyak diversifikasi bisa menjadi kontraproduktif karena dapat menyebabkan investor kehilangan fokus dan kesulitan dalam mengelola portofolio mereka.
Lynch menyarankan agar investor memiliki jumlah saham yang cukup untuk mengurangi risiko, tetapi tidak terlalu banyak hingga mereka tidak bisa lagi memahami dan memantau kinerja masing-masing perusahaan dalam portofolio mereka.
Lynch sering kali merekomendasikan memiliki antara 10 hingga 30 saham dalam portofolio, tergantung pada ukuran investasi dan kemampuan investor untuk melakukan riset dan memantau kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.
Lynch menekankan lebih baik anda memiliki beberapa investasi yang benar-benar Anda pahami dan percaya daripada memiliki terlalu banyak saham yang hanya dimiliki untuk tujuan diversifikasi yang hasilnya hanya buang-buang waktu.
Pasar saham sering kali dipenuhi dengan berita dan analisis yang bisa membingungkan dan membuat investor merasa cemas. Lynch mengajarkan agar investor tidak terpengaruh oleh berita pasar jangka pendek atau opini dari analis yang mungkin memiliki agenda tertentu.
Sebaliknya, dia menyarankan agar investor tetap fokus pada riset mereka sendiri dan mempercayai analisis yang mereka lakukan. Lynch juga menekankan bahwa pergerakan pasar jangka pendek sering kali tidak rasional dan bisa sangat berfluktuasi karena faktor-faktor emosional seperti ketakutan dan keserakahan.
Oleh karena itu, investor yang bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar memiliki peluang lebih baik untuk membuat keputusan investasi yang rasional dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 16 Jun 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 19 Jun 2024
Bagikan