Banjar Update
15 November, 2024 14:25 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, termasuk mempunyai wilayah penyebaran tambang batu bara di berbagai tempat. Dilansir dari esdm.go.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, produksi batu bara Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun.
Tahun 2023, produksi batu bara tercatat mencapai 775 juta ton, jauh melebihi target yang ditetapkan sebesar 695 juta ton. Produksi batu bara Indonesia terus meningkat sejak 2020, di mana pada tahun itu produksinya mencapai 564 juta ton, dengan DMO sebesar 132 juta ton dan ekspor sebesar 405 juta ton.
Pada tahun 2021, produksi batu bara meningkat menjadi 614 juta ton, dengan DMO sebesar 133 juta ton dan ekspor mencapai 435 juta ton.
Tahun 2022, produksi batu bara Indonesia meningkat menjadi 687 juta ton, dengan pasokan DMO sebesar 216 juta ton dan ekspor mencapai 465 juta ton. Sementara, pada tahun 2024 pemerintah telah menetapkan target produksi batu bara sebesar 710 juta ton.
Terkait hal itu, ada beberapa perusahaan batu bara terbesar di Indonesia dengan cadangan jutaan hingga miliaran ton. Yuk, simak!
Berikut beberapa perusahaan batu bara terbesar di Indonesia:
Adaro Energy adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan layanan batu bara, energi terbarukan maupun non-terbarukan, utilitas, mineral dan pengolahan mineral, serta infrastruktur pendukung lainnya, yang mengelola konsesi di Kalimantan Timur serta Sumatera Selatan.
Produk unggulan perusahaan ini adalah batu bara dengan merek Envirocoal yang dikenal memiliki tingkat polutan yang rendah. Pada tahun 2022, Adaro Energy memproduksi 62,88 juta ton batu bara, meningkat 19% dibanding produksi pada 2021 yang mencapai 52,7 juta ton.
Dalam daftar Top 2000 Global Forbes 2023, perusahaan ini berada di posisi ke-1.393 dunia dan peringkat ke-7 di Indonesia, serta termasuk satu dari dua perusahaan batu bara Indonesia yang tercatat di daftar tersebut.
Bumi Resources merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berfungsi sebagai induk bagi beberapa anak usaha. Dalam Forbes Global 2000 tahun 2012, perusahaan ini menempati posisi ke-1.898. Bumi Resources dikenal sebagai produsen batu bara termal terbesar di Indonesia, dengan kepemilikan saham mayoritas oleh Bakrie Group dan Salim Group.
Industri ini menghasilkan 70-75 juta ton batu bara sepanjang tahun 2022. Produksi tersebut masih di bawah target perusahaan. Pada 2023, BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 80-85 juta ton. Pada Oktober 2023, BUMI mengakuisisi 100% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC), sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Timur.
BUMI juga memiliki sejumlah perusahaan tambang batu bara di bawah naungan korporasinya. Posisi tambang yang dikelola oleh BUMI berada di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
BYAN mengelola konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Emiten batu bara milik orang terkaya di Indonesia Low Tuck Kwong ini menjadi emiten produsen batu bara terbesar ketiga di Indonesia.
Sampai akhir 2020, perusahaan ini memiliki 5 Kontrak Karya Batubara (PKP2B) dan 16 Izin Usaha Pertambangan (IUP), dengan total area konsesi seluas 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. PT Bayan Resources Tbk memproduksi 38,9 juta ton batu bara sepanjang 2022.
Bukit Asam merupakan bagian dari holding BUMN pertambangan MIND ID yang berfokus pada industri batu bara. Hingga akhir tahun 2022, industri pelat merah ini memiliki 8 perusahaan anak, memiliki jaringan bisnis yang mencakup 5 daerah pengelolaan dan 3 pelabuhan.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk produksi batu bara perusahaan mencakup total area seluas 65.632 hektar, dengan sumber daya mencapai 5,85 miliar ton dan cadangan sebesar 3,02 miliar ton.
Kideco adalah perusahaan tambang batu bara di bawah naungan PT Indika Energy Tbk (INDY), yang didirikan pada 1982. Dari Januari hingga Oktober 2023, Kideco berhasil memproduksi 25,4 juta ton batu bara dan mengekspornya ke berbagai negara di Asia.
Perusahaan ini beroperasi dalam penambangan batu bara terbuka di area konsesi seluas 50.921 hektar di Kalimantan Timur. Dari wilayah tersebut, Kideco berhasil mencapai produksi tahunan batu bara sebesar 37,7 juta ton, dengan total produksi kumulatif mencapai 600 juta ton pada tahun 2021.
Perusahaan ini mengutamakan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) dalam setiap tahap operasionalnya. Dengan visi sebagai penyedia energi yang andal dan ramah lingkungan, Kideco berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Adapun, Kedeco memasok batu bara ke lebih dari 600 pelanggan di 13 negara, termasuk Hong Kong, China, India dan Jepang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 09 Nov 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Nov 2024
Bagikan