6 Langkah Praktis Perencanaan Keuangan bagi Orang Tua Baru

14 November, 2024 18:50 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

6 Strategi Cerdas Kelola Keuangan Bagi Orang Tua Baru
6 Strategi Cerdas Kelola Keuangan Bagi Orang Tua Baru (freepik.com/racool_studio)

JAKARTA – Bagi banyak orang tua baru, tetap fokus pada rencana jangka panjang sering kali menjadi tantangan. Salah satu langkah penting adalah menyiapkan asuransi untuk anak yang baru lahir. Kehadiran anak dalam keluarga juga membuat para orang tua harus mengelola kondisi keuangan dengan lebih terencana dan teliti.

Biasanya orang tua akan memiliki pengalaman baru seperti kurang tidur, mengatur jadwal tidur siang dan makan, serta kebahagiaan atas hadirnya bayi di kehidupan Anda bisa membuat perhatian terpecah.

Namun, berbagai momen penting sudah menanti, dan Anda perlu bersiap sambil tetap mengelola keuangan pribadi Anda. Membesarkan anak itu mahal. Berikut cara menetapkan tujuan keuangan untuk pencapaian anak Anda sambil menjaga tabungan pensiun Anda tetap pada jalurnya.

Tips Perencanaan Keuangan untuk Orang Tua Baru

Dilansir dari schwab, berikut 6 tips perencanaan keuangan untuk orang tua baru:

1. Pertimbangkan Ikut Asuransi

Asuransi kesehatan dan jiwa dapat membantu melindungi keluarga Anda yang sedang tumbuh. Asuransi ini bisa memberikan ketenangan pikiran bagi pasangan dan orang-orang terkasih Anda. Di sisi lain, asuransi cacat dapat menjadi bantuan besar jika salah satu atau kedua orang tua tidak dapat bekerja karena penyakit atau cedera parah.

2. Tingkatkan Dana Darurat

Bagi keluarga dengan bayi yang baru lahir, risiko menghadapi hari-hari sulit meningkat. Kelahiran seorang anak membawa berbagai pengeluaran tak terduga, seperti biaya medis, peningkatan kebutuhan rumah tangga, potensi kehilangan pekerjaan, dan pengeluaran besar lainnya yang tidak terduga.

Para ahli keuangan menyarankan agar keluarga baru menabung untuk menyimpan biaya hidup pokok selama tiga hingga enam bulan agar siap digunakan untuk keadaan darurat.

Dana darurat ini tidak perlu disimpan dalam satu rekening, tetapi dapat disebar ke rekening giro berbunga atau rekening pasar uang, sertifikat deposito, obligasi pemerintah AS jangka pendek, atau investasi likuid yang relatif konservatif lainnya.

3. Menabung untuk Biaya Sekolah

Bagi orang tua yang bekerja, biaya untuk mengasuh anak bisa setara dengan cicilan mobil. Misalnya, biaya pengasuhan anak di Bimba dan TK dapat mencapai lebih dari Rp2 juta per bulan.

4. Menabung untuk Kuliah Mulai dari Sekarang

Ketika Anda memiliki anak, penting untuk mulai menabung secara rutin untuk biaya kuliah mereka. Biaya kuliah dalam 17 tahun ke depan diperkirakan akan terus meningkat akibat inflasi. Seiring dengan kenaikan biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda rencana menabung Anda, mulailah secepat mungkin.

5. Prioritaskan Tabungan Pensiun

Jika Anda harus memilih antara menabung untuk kuliah dan menabung untuk masa pensiun, pilihlah masa pensiun. Anak Anda kemungkinan memiliki lebih dari satu cara untuk membayar biaya kuliah—termasuk beasiswa, pinjaman, dan hibah—tetapi Anda tidak dapat mengganti tabungan pensiun yang hilang.

6. Perbarui Dokumen Perencanaan Warisan Anda

Salah satu fungsi surat wasiat adalah untuk menunjukkan siapa yang akan menjadi wali bagi anak Anda jika terjadi sesuatu dan Anda tidak ada.

Diskusikan dengan pengacara untuk memastikan bahwa bagian lain dari rencana warisan Anda juga telah diperbarui, termasuk surat kuasa untuk keputusan keuangan dan perawatan kesehatan serta penunjukan penerima manfaat yang terbaru. Pengacara Anda dapat membantu menentukan apakah pembentukan perwalian sesuai dengan situasi dan tujuan Anda.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 09 Nov 2024 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 14 Nov 2024