Banjar Update
18 Juli, 2024 14:46 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Sebuah video viral di media sosial X atau yang dulu dikenal sebagai Twitter, menunjukkan bahwa ada beberapa warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), mabuk dan mengamuk. Hal tersebut diduga karena akibat kecubung.
Akibatnya, puluhan warga Banjarmasin harus dirawat di rumah sakit jiwa karena mencampurkan kecubung dengan miras dan obat-obatan. Selain itu, dua di antaranya meninggal dunia.
Polda Kalsel sedang menyelidiki dugaan penyalahgunaan buah kecubung untuk mabuk atau halusinasi, seperti yang terlihat dalam video viral tersebut.
“Para korban yang mabuk telah diidentifikasi, dan mengimbau masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi, dikutip dari Antara, Sabtu, 13 Juli 2024.
Dikutip dari bams.jambiprov.go.id, tanaman kecubung atau yang dikenal dengan nama botani “Datura stramonium,” telah lama digunakan dalam berbagai budaya sebagai obat, zat halusinogen, atau dalam praktik spiritual. Meskipun memiliki potensi manfaat, penting untuk diingat bahwa konsumsi buah kecubung juga dapat menimbulkan efek samping yang serius dan berbahaya bagi kesehatan.
Meskipun buah kecubung memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan tradisional, penggunaannya telah dikendalikan dan bahkan dilarang di beberapa negara karena risiko kesehatan yang signifikan.
Buah kecubung mengandung senyawa-senyawa aktif seperti alkaloid tropane, hiosiamin, dan skopolamin yang tergolong sebagai zat-zat beracun. Penggunaan buah kecubung yang tidak hati-hati atau berlebihan dapat menyebabkan sejumlah efek samping.
Tanaman kecubung mengandung senyawa-senyawa kimia seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Mengonsumsi tanaman kecubung dapat menyebabkan efek seperti halusinasi, delirium, kebingungan, dan gangguan keseimbangan.
Konsumsi buah kecubung dapat menyebabkan peningkatan detak jantung karena mengandung senyawa kimia seperti skopolamin, yang termasuk dalam kelompok alkaloid yang terdapat dalam buah kecubung. Selain itu, penggunaan buah kecubung dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan tekanan darah, yang berpotensi menyebabkan risiko stroke.
Buah kecubung dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan seperti diare, mual, dan sakit perut. Hal ini disebabkan oleh kandungan saponin dalam buah kecubung yang dapat merusak selaput lendir dan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.
Senyawa alkaloid dalam buah kecubung memiliki sifat antikolinergik yang mempengaruhi sistem saraf pusat dengan merangsang dan menghambatnya secara bersamaan. Efek dari senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan keluhan seperti mulut kering, sensitivitas mata terhadap cahaya, dan ketidaknyamanan pada mata.
Mengonsumsi bahkan sebagian kecil dari tanaman kecubung dapat menyebabkan efek beracun yang serius, bahkan bisa fatal. Efek beracun ini dapat lebih berbahaya pada anak-anak atau individu yang lebih rentan.
Buah ini juga bisa mempengaruhi sistem saraf pusat jika dikonsumsi, terutama karena kandungan katinon, sebuah zat stimulan yang sering digunakan dalam lingkungan klub atau pesta sebagai narkotika rekreasi.
Katinon memiliki sifat berbahaya yang dapat menyebabkan perasaan tinggi dan kegembiraan berlebihan karena kemampuannya merangsang ujung saraf. Yang lebih berbahaya, katinon memiliki potensi untuk menyebabkan kecanduan.
Beberapa efek yang mungkin timbul akibat katinon dari konsumsi buah kecubung termasuk perasaan euforia yang berlebihan, peningkatan semangat, kesulitan tidur, peningkatan rasa percaya diri, dan gairah seksual yang meningkat.
Paparan berulang terhadap tanaman kecubung dapat mengakibatkan kerusakan pada organ internal seperti hati, ginjal, dan sistem saraf. Bahkan, dalam situasi yang ekstrem, paparan atau konsumsi tanaman kecubung dapat berujung pada kematian.
Meskipun bukan termasuk golongan narkotika, bunga kecubung sering digunakan sebagai penghilang kesadaran atau pembius, karena daun kecubung memiliki sifat anestesi. Ini terjadi karena tanaman ini mengandung metil kristalin yang memiliki efek relaksasi.
Dalam situs Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kecubung mengandung berbagai senyawa kimia alkaloid. Senyawa jenis ini terdiri atas atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholinergik. Selain itu, kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.
Kandungan skopolamin yang terdapat dalam bunga kecubung dikenal sebagai ‘The Devil’s Breath’ atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai ‘nafas setan’.
Menurut thereadersfile.com, dalam sebuah film dokumenter berjudul ‘the world’s scariest drug’ pada tahun 2013, skopolamin diketahui memiliki kemampuan mengubah pengguna menjadi seperti zombie.
Dikutip dari tanatorajakab.bnn.go.id, harganya sekitar sama dengan harga kokain per gram, bahkan ada yang menyebutnya lebih berbahaya daripada antraks. Dalam dosis tinggi, obat ini dapat menyebabkan kematian dan juga dapat menyebabkan hilangnya ingatan pada penggunanya.
Banyak kasus penyalahgunaan bunga kecubung telah dilaporkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara lain. Beberapa orang bahkan mengalami gangguan jiwa dan hilang ingatan akibatnya. Obat ini juga dikenal sebagai hyoscine yang memiliki efek kehilangan ingatan serupa dengan diazepam.
Karena sifatnya yang bersifat memabukkan, bunga kecubung dan tembakau gorila telah diusulkan oleh Kementerian Kesehatan untuk dimasukkan ke dalam daftar 15 tanaman yang masuk dalam golongan narkotika.
Dikabarkan, efek memabukkan dari kecubung jauh lebih kuat dibandingkan dengan ganja. Hal ini menjelaskan mengapa sering terjadi cerita tentang orang yang mengalami halusinasi atau kehilangan kesadaran selama berhari-hari setelah mengonsumsi kecubung.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 13 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 18 Jul 2024
Bagikan
Banjar Update
11 jam yang lalu