Banjar Update
02 September, 2024 14:29 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Pernahkan Anda mengalami rasa kantuk yang sangat hebat apalagi setelah makan? Perasaan mengantuk tersebut bisa terasa seperti mata yang sulit untuk dibuka, meski tidak kurang tidur, tidak sedang merasa lelah, dan sedang dalam kondisi berat. Makan berat seringkali membuat tubuh menjadi lemas dan cepat mengantuk. Apakah ini sesuatu yang perlu diwaspadai?
Secara umum, rasa mengantuk setelah makan adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Fenomena penurunan energi setelah makan ini dikenal sebagai postprandial somnolence. Untuk mencegah kondisi yang sering mengganggu aktivitas sehari-hari ini, penting untuk terlebih dahulu memahami penyebabnya.
Hormon seperti cholecystokinin (CCK), glukagon, dan amylin dilepaskan untuk meningkatkan rasa kenyang, sementara gula darah meningkat, dan insulin diproduksi untuk membantu gula berpindah dari darah ke sel-sel tubuh, di mana gula tersebut digunakan sebagai sumber energi.
Apalagi, rasa kantuk setelah makan siang juga bisa mengganggu saat Anda harus kembali melanjutkan pekerjaan setelah makan.
Dilansir dari yankes.kemkes.go.id, berikut faktor yang dapat memicu rasa kantuk setelah makan, antara lain:
Makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan diproses oleh lambung dan usus. Selama proses ini, tubuh melepaskan hormon tertentu seperti serotonin dan melatonin. Peningkatan kadar kedua hormon ini dapat menyebabkan rasa kantuk setelah makan.
Setelah makan, aliran darah akan lebih banyak dialihkan ke sistem pencernaan untuk membantu proses pengolahan dan penyerapan energi serta nutrisi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Akibatnya, aliran darah ke otak sedikit berkurang, yang dapat menyebabkan Anda merasa mengantuk dan sering menguap untuk memenuhi kebutuhan oksigen di otak. Hal ini merupakan proses yang normal dan biasanya berlangsung hanya dalam waktu singkat. Namun, teori ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Ketika kekurangan tidur, tubuh akan merasa lelah dan rasa lapar mudah muncul. Ini bisa membuat Anda makan lebih banyak atau sering ngemil, sehingga kantuk yang dirasakan menjadi lebih parah. Untuk mencegah hal ini, usahakan untuk memenuhi kebutuhan tidur setiap malam, yakni sekitar 7–9 jam, kurangi atau hindari begadang, lakukan olahraga secara rutin, dan hindari stres.
Olahraga mempengaruhi kekuatan, daya tahan tubuh, dan efisiensi kerja sistem kardiovaskular. Jika Anda jarang berolahraga, tubuh akan mudah merasa lelah, yang juga bisa menjadi salah satu penyebab rasa kantuk setelah makan.
Untuk meningkatkan kebugaran, coba luangkan lebih banyak waktu untuk berolahraga, seperti berjalan di sekitar rumah, naik-turun tangga, atau melakukan yoga. Apapun jenis olahraga yang dipilih, lakukan secara rutin dan teratur, minimal 15 menit setiap hari.
Masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan Anda merasa cepat lelah, termasuk mengantuk setelah beraktivitas atau makan, dan bahkan mengantuk sepanjang waktu. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan kantuk setelah makan meliputi diabetes, anemia, hipotiroidisme, intoleransi makanan, dan gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea).
Jika Anda sering merasa mengantuk, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, karena ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang memerlukan penanganan.
Alergi makanan atau intoleransi makanan dapat menyebabkan rasa kantuk setelah mengonsumsi makanan tersebut. Kondisi ini dapat memengaruhi pencernaan dan fungsi tubuh, sehingga Anda merasa lelah atau mengantuk setelah makan. Gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk pusing, migrain, masalah kulit, dan sakit perut.
Berikut jenis makanan dan minuman yang bisa menimbulkan rasa ngantuk setelah makan:
Pisang dianggap dapat menyebabkan rasa kantuk karena kandungan kalium dan magnesium di dalamnya, yang membantu melemaskan otot. Hal ini membuat tubuh menjadi lebih rileks dan dapat memicu rasa kantuk.
Buah ceri adalah sumber alami melatonin yang sangat tinggi, sehingga dapat membuat Anda mudah mengantuk. Jika Anda ingin mengonsumsi buah ceri, sebaiknya makanlah setelah makan malam dan hindari mengonsumsinya pada siang hari.
Banyak orang berpikir, minuman berenergi dapat meningkatkan energi dan membantu tetap terjaga, namun kenyataannya, sebagian besar minuman ini mengandung kafein, asam amino esensial, dan kadar gula yang tinggi. Meskipun awalnya minuman ini dapat memberikan dorongan energi, efek tersebut bersifat sementara dan sering kali dapat menyebabkan rasa lelah dan kantuk setelahnya.
Teh herbal seperti chamomile mengandung antioksidan bernama apigenin. Apigenin berfungsi merangsang respons di otak yang membuat Anda merasa lebih tenang. Akibatnya, konsumsi teh chamomile dapat menyebabkan rasa kantuk.
Banyak orang mengonsumsi bir, anggur, atau minuman beralkohol lainnya untuk mempermudah tidur dan mendapatkan tidur yang nyenyak. Meskipun alkohol dapat membantu tubuh merasa lebih rileks dan memudahkan tidur, efeknya justru bisa mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan Anda merasa lelah atau kurang segar saat bangun.
Untuk mencegah timbulnya rasa kantuk setelah makan, terapkan beberapa strategi dengan mengikuti gaya hidup yang lebih sehat seperti berikut:
- Makan sedikit tapi sering
- Tidur yang cukup (7 – 9 jam per hari)
- Lakukan olahraga secara teratur (minimal 150 menit dalam seminggu)
- Hindari konsumsi alkohol
- Makan makanan sesuai gizi seimbang yang mencakup makanan pokok sumber karbohidrat, protein nabati dan hewani, sayur, serta buah
- Batasi konsumsi makanan tinggi gula
- Perbanyak minum air (minimal 2 L atau 8 gelas air per hari)
Secara umum, merasa mengantuk setelah makan adalah hal yang normal. Jika Anda sering mengalaminya, Anda mungkin bisa mencoba mengubah pola makan dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Namun, jika rasa kantuk setelah makan masih terus berlanjut meskipun Anda telah mengubah gaya hidup sehat, terlebih jika kantuk tersebut sangat berat hingga mengganggu aktivitas Anda, konsultasikan segara masalah ini dengan dokter.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 01 Sep 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 02 Sep 2024
Bagikan