Banjar Update
14 Maret, 2024 14:40 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Pernahkah Anda merasa malu saat mengembalikan suatu barang ke toko atau mengajukan pengembalian di e-commerce?
Saat berbelanja sebetulnya wajar untuk mengembalikan barang. Barang yang dibeli mungkin tidak cocok, rusak, atau Anda berubah pikiran.
Namun, banyak di antara kita merasa malu untuk mengembalikannya. Lalu, mengapa hal itu terjadi? Simak penjelasan berikut ini.
Seperti yang dilansir dari ABC, Profesor Melissa Norberg dari fakultas ilmu psikologi Universitas Macquarie mengatakan beberapa orang mungkin mengalami kecemasan sosial secara umum, atau ketakutan terhadap evaluasi negatif.
Pada dasarnya kita khawatir orang akan berpikir buruk tentang kita. Kita mungkin juga takut terlihat ‘miskin’ atau murahan di hadapan petugas toko.
Selain itu, hal tersebut dapat muncul karena kita merasa berutang budi kepada petugas toko. Seseorang pembeli mungkin akan merasa berutang sesuatu kepada penjual yang menghabiskan waktu bersama mereka dan akan mengecewakan mereka saat mengembalikan barang. Hal ini tentu akan sangat berdampak bagi orang yang suka menyenangkan orang lain atau people pleaser.
Pembeli kompulsif bisa fokus hanya pada pembelian yang berarti mereka cenderung tidak akan mengembalikan barang. Bahkan, untuk pembelian secara online, pembeli tidak merasa perlu membuka paket atau memeriksa barang yang telah dikirim.
Pembeli kompulsif mungkin juga mengkritik dirinya sendiri segera setelah pembelian dilakukan, dan hanya merasa lebih buruk saat melihat barang tersebut.
Anda tentu bisa menerapkan beberapa tips atau pertanyaan berikut untuk melawan rasa malu dan takut Anda.
Itu tadi penjelasan mengapa Anda merasa malu mengembalikan barang ke toko dan cara mengatasinya.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 14 Mar 2024
Bagikan
Banjar Update
3 jam yang lalu
Banjar Update
7 jam yang lalu
Banjar Update
9 jam yang lalu