ilustrasi ekonomi
Ekonomi dan Bisnis

Apindo Kalsel soal Virus Corona: Bisa Lumpuhkan Ekonomi

  • Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kalimantan Selatan mendesak pemerintah untuk lebih serius menangani penyebaran virus corona atau Covid-19. Menurut asosiasi, kasus ini tidak bisa dianggap remeh lantaran bakal membawa dampak yang besar untuk stabilitas perekonomian negara.

Ekonomi dan Bisnis
Nurul Khasanah

Nurul Khasanah

Author

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kalimantan Selatan mendesak pemerintah untuk lebih serius menangani penyebaran virus corona atau Covid-19. Menurut asosiasi, kasus ini tidak bisa dianggap remeh lantaran bakal membawa dampak yang besar untuk stabilitas perekonomian negara.

Ketua Apindo Kalsel, Supriadi menyebut China dan Iran merupakan contoh nyata betapa ekonomi negara langsung anjlok lantaran sebaran virus. Supriadi menegaskan jangan sampai Covid-19 membawa dampak kelumpuhan ekonomi pula untuk Indonesia.

"Kepanikan beberapa warga Jakarta yang mulai melakukan aksi borong dan penimbunan bahan pokok tentu akan menambah buruk kondisi. Kita berharap agar pemerintah memberikan himbauan yg tegas dan menyejukan, karena kepanikan masyarakat tentu hanya memperburuk keadaan," ujarnya.

Terkhusus di kalsel, kami berharap pemerintah daerah untuk cepat tanggap mengantisifasi masuknya virus corona ini di Kalimantan Selatan.

"Seperti penempatan thermoscanner dan penggunaanya secara maksimal baik di bandara ataupun di pelabuhan yang merupakan pintu masuk ke Kalimantan Selatan," tandasnya.

Sekadar informasi, di Jakarta, masyarakat sudah mulai dilanda panik setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua warga Depok positif terpapar corona.

Dilansir dari CNN Indonesia, di apotek, mereka panik dan membeli barang-barang kebutuhan kesehatan khususnya obat-obatan, antiseptik, dan masker dalam jumlah banyak. Di toko ritel, mereka memborong barang kebutuhan pokok atau sembako, seperti makanan instan, minuman kemasan, hingga popok bayi, secara berlebihan dalam sehari.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut terjadi lonjakan pengunjung toko ritel sekitar 10 persen sampai dengan 15 persen setelah Jokowi mengeluarkan pengumuman tersebut. Konsekuensinya, apotek dan toko ritel di sejumlah wilayah pun kehabisan stok barang-barang tersebut.