Ekonomi dan Bisnis
28 Februari, 2024 11:40 WIB
Penulis:Redaksi Starbanjar
STARBANJAR - Raksasa elektronik Sony melakukan PHK masal pada hari Selasa, 27 Februari 2024 waktu setempat. Sony dikabarkan akan memangkas 8% tenaga kerjanya secara global atau kurang lebih 900 pekerja.
Adapun karyawan yang terkena PHK kebanyakan adalah mereka yang bekerja di divisi global game andalan Sony, PlayStation.
Mengutip CNN Internasional, PHK ini akan berdampak pada semua wilayah untuk Sony Interactive Entertainment, termasuk juga dengan studio internalnya di London yang bertanggung jawab atas video game bernyanyi kompetitif “Singstar" yang ditutup secara permanen.
Dalam sebuah keterangan pers, CEO Sony Interactive Entertainment, Jim Ryan mengatakan menyayangkan keputusan untuk memangkas jumlah karyawan.
“Mereka adalah orang-orang yang sangat berbakat yang telah menjadi bagian dari kesuksesan kami, dan kami sangat berterima kasih atas kontribusi mereka,” tulis Jim sebagaimana dikutip Rabu, 28 Februari 2024.
Meski begitu, Ia mengatakan bahwa langkah ini tetap harus dilakukan lantaran kondisi bisnis Game yang mulai berubah. perlu mempersiapkan diri di masa depan untuk mempersiapkan bisnis menghadapi masa depan.
“Industri ini telah banyak berubah, dan kita perlu mempersiapkan diri di masa depan untuk mempersiapkan bisnis menghadapi masa depan,” tambahnya.
Pengurangan tenaga kerja terjadi setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan untuk tahun ini. Di sisi lain, wakil presiden senior Sony, Naomi Matsuouka mengatakan konsol PlayStation 5 yang merupakan produk andalan Sony mulai mendekati akhir siklus hidupnya.
Ryan sendiri telah mengumumkan pada bulan September rencana untuk pensiun pada bulan Maret sebagai presiden Sony Group Corporation . Hiroki Totoki, chief operating officer dan chief financial officer, akan mengambil alih kendali sebagai CEO sementara.
CEO baru ini diprediksi akan menghadapi pergolakan di seluruh sektor teknologi , karena raksasa industri memecat 5.500 pekerja dalam dua minggu pertama tahun 2024 saja.
Mengutip Laporan pendapatan Sony pada tahun fiskal 2022, penjualan Sony anjlok dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2022, pengguna PlayStation membeli lebih sedikit game tetapi menghabiskan lebih banyak uang untuk judul game.
Menurut data resmi perusahaan, total penjualan game Sony mencapai 292,7 juta unit pada tahun fiskal 2018. Namun, angka ini turun menjadi 276,1 juta pada tahun berikutnya. Pada 2020, penjualan konsol meroket dan mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 338,9 juta.
Namun sayangnya, penjualan konsol berbanding terbalik dengan penjualan software game besutan Sony. Data statistik menunjukkan total penjualan unit perangkat lunak game perusahaan telah menurun sejak saat itu.
Pada 2021, Sony Corporation menjual 303,2 juta judul PS4 dan PS5, atau berkurang 35 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Tren perampingan terus berlanjut pada tahun fiskal 2022, dengan total penjualan game anjlok menjadi 264,2 juta unit dan menunjukkan penurunan signifikan sebesar 22 persen dalam dua tahun.
Data juga menunjukkan sekitar 70 persen penjualan game PlayStation dihasilkan melalui unduhan digital, hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Selain penurunan penjualan game yang signifikan, layanan game berlangganan Sony, PlayStation Plus, juga kehilangan pelanggan.
Awalnya, layanan yang dibuat untuk menjual akses game online ini mengalami perubahan signifikan pada Juni tahun lalu. Layanan yang bergeser menjadiPlayStation Plus menawarkan tiga model berlangganan. Layanan yang ada menjadi PlayStation Plus Essential, sementara tingkatan dengan harga lebih tinggi, PlayStation Plus Extra dan PlayStation Plus Premium, menambahkan akses ke judul-judul yang dapat diunduh dan dialirkan yang sebelumnya tersedia di PlayStation Now.
Namun meskiada perubahan merek dan peluncuran ulang, PS Plus kehilangan 600.000 pelanggan. Jumlah total pelanggan turun dari angka tertinggi sepanjang masa yaitu 48 juta pada Desember 2021 menjadi 47,4 juta pada Maret tahun tersebut.
Kemudian, dalam laporan pendapatan Sony menunjukkan bahwa sebagian besar penurunan penjualan game berasal dari judul pihak ketiga.
Pada tahun fiskal 2022, perusahaan menjual 43,5 juta game pihak pertama eksklusif PlayStation untuk PS4 dan PS5, sedikit turun dari 43,9 juta pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, penjualan game pihak ketiga turun 38,6 juta atau hampir 15 persen dari tahun ke tahun.
Data menunjukkan total penjualan game pihak ketiga mencapai 220,7 juta pada tahun fiskal 2022, turun secara signifikan dari 259,3 juta unit yang terjual pada tahun sebelumnya.
Secara khusus, industri video game juga mengalami penurunan lapangan pekerjaan mulai tahun 2023 hingga tahun ini.
Sebelumnya, perusahaan pengembang perangkat lunak dan penerbit permainan video Amerika Epic Games memangkas 830 pekerjaan pada bulan September lalu. Disusul dengan pengembang permainan video milik Tencent, Riot Games memberhentikan 11% tenaga kerjanya pada bulan Januari.
Seolah menandakan krisis kondisi bisnis game, giliran Sony ikut terseret arus danharus bertahan untuk keberlanjutan bisnis ke depannya.
“Kami harus mundur, melihat bisnis kami secara holistik, dan bergerak maju dengan fokus pada keberlanjutan jangka panjang perusahaan dan memberikan pengalaman terbaik bagi perusahaan, Komunitas kita," tulis Jim dalam sebuah email.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 28 Feb 2024
Bagikan
Ekonomi dan Bisnis
sebulan yang lalu