Banjar Update
30 Oktober, 2024 14:52 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – China atau yang sering dikenal sebagai negeri Naga Merah, merupakan tempat perpaduan sejarah kuno yang kaya dan pemandangan alam menakjubkan. Dengan semua ini, budaya kerja China merupakan sesuatu yang luar biasa.
Budaya kerja di China dikenal di seluruh dunia karena mengutamakan ketekunan dan kerja keras. Dengan budaya bisnisnya yang unik, etika budaya kerja China menonjol di sebagian besar industri tradisional dan berteknologi tinggi.
Untuk itu, yuk simak artikel berikut!
Dilansir dari Amberblog dan Echina Cities, berikut budaya kerja di China:
Konsep sistem 996 jam kerja muncul di China ketika Jack Ma mendorong jam kerja yang padat untuk hasil yang lebih baik. Sistem ini mengharuskan jam kerja 6 hari seminggu dari jam 9 pagi hingga 9 malam. Namun, sistem jam kerja seperti ini menjadi sorotan karena membawa berbagai risiko, mulai dari kelelahan hingga kematian.
Pengadilan Tinggi China memutuskan, sistem 996 ini melanggar hukum, karena bertentangan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menetapkan jam kerja standar delapan jam per hari dan maksimum 44 jam kerja per minggu.
Dalam budaya kerja China, para bos memahami pentingnya tidur siang setelah makan siang, sebagai kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil. Tidur siang dianggap penting untuk memulihkan energi dan keseimbangan.
Dimulai dari taman kanak-kanak, yang mewajibkannya, kebiasaan ini berlanjut hingga sekolah dasar dan menengah, perguruan tinggi, dan di tempat kerja. Kebiasaan ini mencerminkan kepercayaan budaya terhadap kekuatan menyegarkan dari tidur siang.
Ketepatan waktu merupakan hal yang penting di China—ada pepatah yang mengatakan, “Waktu adalah kehidupan. Waktu adalah uang.” Mereka membenci pemborosan waktu, baik waktu mereka sendiri maupun waktu orang lain. Baik itu tugas pekerjaan atau rapat bisnis, budaya kerja China bertujuan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, bahkan lebih awal. Ketepatan waktu sangat dihargai sebagai suatu kebajikan.
Dalam budaya kerja di China, fleksibilitas dan negosiasi adalah kunci. Alih-alih mencapai kesepakatan selama rapat yang panjang, keputusan sering kali diambil saat makan siang atau makan malam setelah rapat.
Adalah kebiasaan untuk mengundang semua pihak ke acara makan formal setelah negosiasi sebagai bentuk penghormatan dan keramahan. Kombinasi antara bisnis dan santap bersama ini mencerminkan pendekatan yang halus dalam menjalankan transaksi di China.
Mirip dengan banyak negara, budaya kerja di China berputar di sekitar tujuan dan KPI (Key Performance Indicator). Dalam lanskap yang kompetitif ini, jika tidak memenuhi KPI, berarti seseorang yang lebih berkualifikasi mungkin akan menggantikannya.
KPI tidak hanya berlaku untuk perusahaan, bahkan pemerintah pun mengikutinya. Bayangkan seluruh bangsa menetapkan tujuan, membaginya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, dan bekerja untuk mencapainya secara bertahap. Inilah cara China dalam meraih kesuksesan, dengan pendekatan yang terstruktur dan terukur untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tunjukkan rasa hormat kepada orang lain yang memiliki jabatan lebih tinggi untuk mencerminkan kesopanan. Hal ini bisa memudahkan kalian dalam bekerja sama di dunia bisnis China. Sapa orang lain dengan menyebutkan gelar profesional atau kedudukan mereka dalam struktur perusahaan, lalu tambahkan nama keluarga mereka sebagai bentuk rasa hormat.
Di China, karyawan diperbolehkan menampilkan sedikit kepribadian mereka di tempat kerja. Tidak jarang melihat meja kerja yang dihiasi dengan foto teman-teman, boneka goyang, mainan dari film atau acara TV favorit, mug unik, pena, aksesori komputer, bahkan bantal dan selimut untuk membuat tidur siang selama jam kerja menjadi lebih nyaman.
Ini hal yang lumrah jika kedekatan berkembang antara karyawan dan pimpinan perusahaan ketika mereka sering menghabiskan waktu bersama. Budaya kekeluargaan di perusahaan-perusahaan China bisa menjadi jaringan pendukung bagi orang asing yang baru atau yang tinggal sendirian di sana.
Itu dia budaya kerja unik di China yang perlu kalian ketahui, semoga bermanfaat!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 27 Oct 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Okt 2024
Bagikan