Hotel
Ekonomi dan Bisnis

Bukan Destinasi Unggulan, Okupansi Hotel Kalsel Masih Aman Pasca Corona

  • Sebaran virus Corona yang sudah merambah ke Indonesia diklaim tidak memengaruhi tren kunjungan tamu hotel di Banjarmasin. Hal tersebut terjadi lantaran daerah berjuluk Bumi Lambung Mangkurat ini bukan salah satu destinasi prioritas wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Ekonomi dan Bisnis
Nurul Khasanah

Nurul Khasanah

Author

Sebaran virus Corona yang sudah merambah ke Indonesia diklaim tidak memengaruhi tren kunjungan tamu hotel di Banjarmasin. Hal tersebut terjadi lantaran daerah berjuluk Bumi Lambung Mangkurat ini bukan salah satu destinasi prioritas wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel, Rosally Gunawan. Menurutnya, dampak sebaran virus ini akan lebih terasa jika Kalsel masuk dalam 10 destinasi unggulan yang ditetapkan pemerintah pusat.

"Kita kota dagang dan pemerintahan. Jadi tidak terlalu berasa dampak virus corona," kata Rosally saat HUT PHRI yang ke-51 di Banajrmasin, Minggu (8/3/2020).

Dari data yang dipegang PHRI Kalsel, tingkat hunian atau okupansi hotel di Kalsel masih berkisar di angka rata-rata 60 persen. Artinya, tren ini masih menunjukkan kondisi aman.

Kendati demikian, Rosally sudah mewanti-wanti tiap hotel anggota dan non-PHRI untuk siaga melakukan pencegahan kepada tiap pengunjung yang datang.

Sejumlah pencegahan yakni penyediaan hand sanitizer di setiap hotel. Serta thermal scanner untuk mengecek kondisi pengunjung.

Sebelumnya, Ketua Demisioner Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kalimantan Selatan, AJ Poerwadi, meminta pemerintah pusat dan daerah jangan menganggap enteng masuknya virus corona atau covid-19 ke Indonesia. Bukan tanpa alasan, sebaran virus ini bisa berimplikasi pada kelumpuhan berbagai sektor, termasuk industri pariwisata.

Menurut dia, industri yang satu ini menjadi sektor yang amat rentan terpengaruh sebaran virus corona lantaran Indonesia dikenal sebagai destinasi para pelancong dari luar negeri. Kalau tidak ditanggulangi, imbasnya akan memukul mundur perkembangan bidang industri yang satu ini.

"Dengan adanya kasus ini sudah mengurangi kepercayaan orang-orang yang masuk ke Indonesia. Kita tahu, banyak dari mereka yang batal datang ke Bali dan daerah lainnya," kata Poerwadi kepada starbanjar.