Muhammad Hidayatollah bersama produk Pakasam Mendunia.
UMKM Story

Cerita Dayat.el, Pemuda HST yang Bawa Kuliner Banjar Pakasam ke Pasar Internasional

  • Dalam setahun terakhir, Dayat.el sukses menjual 2000 box kuliner Banjar ikan pakasam hingga ke beragam daerah.
UMKM Story
Redaksi Starbanjar

Redaksi Starbanjar

Author

Muhammad Hidayatollah, pemuda asal Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), sukses membawa iwak pakasam jadi "naik kelas". Kuliner khas Banjar  dengan bahan baku ikan sepat dan saluang yang diproses dengan teknik fermentasi tersebut bahkan kini dijual sampai ke pasar nasional hingga luar negeri.

***

Usaha ini ia beri nama "Pakasam Mendunia". Dirintis sejak Februari 2020 lalu, Dayat.el -sapaan Muhammad Hidayatollah- bercerita bahwa bisnis ini bermula saat ia pulang kampung ke Barabai.

Diketahui, daerah tersebut memang dikenal sebagai  salah satu sentra pusat penjualan iwak pakasam yang ada di Kalimantan Selatan.    

"Jadi waktu itu ceritanya lagi mau makan Pakasam aja nih. Dimasak kan.  Lalu post di story. Nah, temen-temen (di Banjarmasin) banyak yang nitip," ujarnya kepada Starbanjar.com

Dayat bilang, inspirasi mengembangkan karya kuliner seperti pakasam ini juga berawal dari pengalamannya menempa diri di ajang Nanang Galuh Kalimantan Selatan Tahun 2016. Di sana ia mengaku mengawali kecintaannya terhadap kearifan lokal lebih mendalam. 

Berangkat dari hal tersebut, ia pun kepincut membawa kuliner tersebut lebih luas. Iwak pakasam yang biasanya lazim dijual pedagang tradisional hanya dengan kantong kresek ia sulap dengan kemasan box plastik khusus makanan. Dengan harga dibanderol Rp 50 ribu/box.

"Awal-awal itu 20 box aja. Sampai setahun terakhir kami sudah menjual sekitar 2000 box," kata Wakil 5 Nanang Galuh Kalimantan Selatan Tahun 2016 tersebut.

Ribuan box iwak pakasam tersebut diketahui lebih banyak dijual di luar daerah seperti di Pulau Jawa. Dayat bilang, ia memang lebih menargetkan pasar luar, khususnya bagi mereka yang rindu atau menyukai kuliner khas Banjar.

"Karena di Banjar (Kalsel) pasti mudah menemukan iwak pakasamnya kan ya," katanya.

Terbaru, Dayat.el lewat usaha Pakasam Mendunia tengah menyiapkan pesanan dari jaringannya yang ada di Taiwan. "Untuk Agustus kita lagi siapkan 100 box pakasam untuk ke Taiwan ini," ujarnya.

Kata Dayat, berbisnis iwak pakasam juga tentu mendukung kelangsungan pedagang tradisional sekaligus melestarikan kuliner khas Banjar ini.

Sebagai gambaran, ia dan tim Pakasam Mendunia membiasakan beli bahan baku tak cuma dari satu pedagang di Pasar Barabai. Alhasil, hampir semua pedagang tradisional pasti dapat giliran pesanan dari Dayat dkk.

"Di Barabai ini, mungkin ya ada puluhan pedagang di pasar itu berjejer. Jadi kita ganti tiap kali beli bahan baku," katanya.

Ditanya visi ke depan, Dayat punya keinginan untuk membuat restoran kuliner lokal, khususnya iwak pakasam sebagai sajian utama.  Namun begitu, ia masih merealisasikan hal itu pelan-pelan. Untuk sekarang, Dayat masih fokus untuk meningkatkan penjualan hingga pasar dunia.

"Sesuai namanya Pakasam Mendunia. Kita ingin penjualan ini sampai dikenal luas sampai luar negeri. Alhamdulillah kesampaian pelan-pelan," tandasnya.