Cerita Hazha.id: Rintis Bisnis Pernak-Pernik Dekorasi, Laku Keras Selama Pandemi

23 Juli, 2020 09:58 WIB

Penulis:Redaksi Starbanjar

Hazha.id
Hazha.id undefined

Mengoleksi pernak-pernik dekorasi rumah bergaya aestethic menjadi tren tersendiri di masa pandemi Covid-19. Pelaku usaha yang bergerak di lini tersebut pun kebanjiran pesanan. Seperti yang dialami pemuda asal Banjarbaru, Hafidz Rasyid dan istrinya, Hifzha. Lewat bendera usaha bernama Hazha.id, mereka sukses meraup cuan jutaan rupiah setiap bulannya dari bisnis yang satu ini.

***

Hafidz dan pasangannya mengelola bisnis ini cuma mengandalkan akun medsos IG @hazha.id. Melalui dunia maya mereka menjual aneka barang dekorasi ruangan kekinian seperti bunga-bunga kering (dried flowers), platemat, pot bunga rotan, wallpaper, dan beragam hiasan dekorasi kekinian lainnya sejak bulan Juni 2020 tadi.

Menurut cerita Hafidz, mulanya bisnis ini tergerak berdasarkan hobi mereka yang sama-sama kepincut dengan dunia dekorasi ruangan. Ia dan istrinya yang berlatarbelakang anak pesantren sudah rutin bergelut di hobi dekor sejak berada di pondok dulu.

"Kami ingin menyalurkan bakat kami sewaktu di pondok, karena saya dulu sering mendekorasi ruangan, sama seperti istri saya juga sewaktu di pondok, jadi yah sekalian menyalurkan hobi lah,” jelas Hafidz.

Meski beranjak dari hobi, rupanya usaha yang dijalankan Hafidz mendapat respons positif di tengah konsumen. Ia berasumsi belakangan waktu terakhir masyarakat mulai beralih pada konsep modern minimal yang alami. Sehingga usaha berbasis green culture semacam dekorasi yang sedang ia geluti mendapatkan perhatian lebih di masyarakat.

Ia juga menuturkan bahwa belum banyak yang merintis usaha jual beli barang-barang dekorasi di banjarbaru dan sekitarnya sehingga menjadi peluang besar baginya untuk memulai bisnis di lini yang satu ini.

"Kalau dalam satu minggu itu kita bisa dapat 10-20 orderan. Kalau omzet satu bulan Insyaa Allah kira-kira bisa 4-5 juta," kata Hafidz.

Ditanya tantangan ke depan, ia bilang usaha yang satu ini akan lebih memperhatikan soal pengemasan (packaging). Sebab, barang-barang yang mereka jual rentan patah dalam waktu pengiriman.

“Mungkin packing-an lah, soal packing harus benar-benar aman lah. Soal banyak barang-barang yang rentan patah. Jadi benar-benar harus di-packing dengan bagus dan rapi,” ungkap Hafidz.