Banjar Update

Curacao Tak Hanya Hebat di Lapangan, Ini Fakta Ekonomi Negara Mini tersebut

  • Dengan populasi hanya 150 ribu jiwa, Curacao menembus Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya. Artikel ini mengulas perjalanan tim, peran Dick Advocaat, hingga kondisi ekonomi negara itu.
Banjar Update
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Author

JAKARTA - Curacao, sebuah negara kepulauan kecil di Laut Karibia yang masih berada dalam naungan Kerajaan Belanda, baru saja mencatatkan sejarah dengan menjadi negara berpenduduk paling sedikit yang berhasil melaju ke Piala Dunia FIFA 2026.

Prestasi ini langsung menjadi sorotan dunia karena jumlah penduduk Curacao hanya sekitar 150.000 hingga 185.000 orang menurut World Population Review, menjadikannya negara dengan populasi terkecil yang pernah lolos ke turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia tersebut.

Rekor ini sebelumnya dipegang oleh Islandia (±335.000 jiwa) ketika tampil di Piala Dunia 2018. Dengan demikian, prestasi Curacao tidak hanya menjadi tonggak penting bagi sepak bola CONCACAF, tetapi juga menjadi bukti bahwa negara kecil pun dapat bersaing di panggung dunia.

Secara geografis, Curacao terletak di selatan Laut Karibia, tidak jauh dari pesisir Venezuela. Ibu kotanya adalah Willemstad, sebuah kota pelabuhan dengan arsitektur kolonial Belanda yang menjadi salah satu ikon pariwisata Karibia. 

Negara ini memiliki status sebagai negara otonom dalam Kerajaan Belanda, dengan tetap mempertahankan kendali atas urusan domestik namun bekerja sama dengan Belanda dalam hubungan luar negeri dan pertahanan.

 Bahasa yang digunakan adalah Papiamentu, Belanda, dan Inggris, dengan mata uang resmi Netherlands Antillean Guilder (ANG) yang nilai tukarnya diikat tetap terhadap dolar AS pada kurs 1 USD = 1,79 ANG (IMF).

Lolos Piala Dunia

Dikutip laman The Guardian, Kamis, 20 November 2025, Keberhasilan lolos ke Piala Dunia 2026 ini dibangun melalui serangkaian kebijakan dan strategi yang terencana. 

Salah satu faktor utama adalah kehadiran pelatih kawakan asal Belanda, Dick Advocaat, yang membawa pengalaman panjangnya dalam menangani berbagai tim nasional dan klub Eropa. 

Advocaat memperkenalkan disiplin taktis yang lebih kuat dan sistem permainan modern yang memaksimalkan bakat pemain. Selain itu, Federasi Sepak Bola Curacao juga memaksimalkan potensi diaspora mereka di Belanda. 

Banyak pemain keturunan Curacao lahir dan berkembang di akademi sepak bola profesional Belanda. Dengan pendekatan perekrutan diaspora yang agresif dan terstruktur, tim nasional memperoleh kekuatan baru dari pemain-pemain berkualitas yang sebelumnya berkarier di Eredivisie dan liga Eropa lainnya.

Perluasan format Piala Dunia menjadi 48 tim untuk edisi 2026 juga membuka peluang tambahan bagi negara-negara CONCACAF. Dengan slot yang lebih besar, federasi sepak bola di kawasan Amerika Utara, Tengah, dan Karibia dapat lebih kompetitif. 

Curacao memanfaatkan momentum ini dengan tampil konsisten sepanjang babak kualifikasi, mengalahkan sejumlah negara yang secara tradisional lebih besar dari sisi populasi maupun infrastruktur sepak bolanya.

Ekonomi Curacao

Di luar lapangan, prestasi ini juga menyoroti kondisi ekonomi Curacao yang relatif stabil meskipun ukurannya kecil. Berdasarkan data Biro Statistik Curacao (CBS), PDB tahun 2023 yang mencapai sekitar 6,87 miliar ANG setara dengan kurang lebih Rp 64,1 triliun, menunjukkan skala ekonomi negara pulau tersebut. 

Sementara itu, proyeksi PDB Curaçao pada tahun 2024 sebesar 6,37 miliar ANG bernilai sekitar Rp 59,5 triliun. PDB per kapita menurut data World Bank (2023) mencapai US$21.062, sementara nilai PDB per kapita berdasarkan paritas daya beli (PPP) sekitar US$30.716. 

Data dari MacroTrends juga menunjukkan angka yang sejalan, yakni sekitar US$22.192 untuk tahun 2023. Sementara itu, pendapatan rata-rata setelah pajak untuk tahun 2025 diperkirakan berada pada US$14.281 per kapita, yang menunjukkan standar hidup relatif baik untuk negara pulau berkembang.

Struktur ekonomi Curacao sangat bergantung pada sektor jasa, khususnya pariwisata dan layanan keuangan internasional. Menurut CIA World Factbook, aktivitas pariwisata menjadi tulang punggung perekonomian, terutama dari wisatawan kapal pesiar dan kunjungan internasional. 

Selain itu, sektor keuangan lepas pantai (offshore financial services) telah lama menjadi penyumbang penting bagi ekonomi. Namun, ketergantungan yang tinggi terhadap impor menjadi salah satu tantangan utama. 

Data resmi menunjukkan bahwa Curacao mengimpor hingga 92% dari seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi, menjadikannya sangat rentan terhadap fluktuasi harga global. Mitra dagang terbesar negara ini adalah Amerika Serikat dan Belanda, diikuti oleh negara-negara Uni Eropa lainnya.

Dari perspektif tenaga kerja, tingkat pengangguran di Curacao beberapa tahun terakhir menunjukkan tren perbaikan. Data IMF dan survei CBS terbaru memperkirakan tingkat pengangguran berada di sekitar 7,8% pada 2024.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan beberapa tahun lalu ketika pengangguran sempat menyentuh lebih dari 19% pada masa pandemi. Inflasi pun terjaga cukup stabil, dengan proyeksi sekitar 2,6% sepanjang tahun 2024. 

Meskipun demikian, tantangan struktural seperti brain drain, mismatch keterampilan, dan ketimpangan pendapatan (dengan indeks Gini sekitar 46,0) masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Kualifikasi Curacao ke Piala Dunia 2026 diyakini tidak hanya akan berdampak pada prestasi olahraga, tetapi juga berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi. Publisitas internasional dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang tertarik mengunjungi pulau ini, sekaligus memperkuat citra Curacao sebagai destinasi global. 

Negara-negara kecil yang mencatat prestasi olahraga besar sering kali mengalami peningkatan minat global, baik dari investor maupun sektor pariwisata. 

Secara keseluruhan, keberhasilan Curacao menembus Piala Dunia 2026 bukan hanya kemenangan dalam dunia olahraga, tetapi juga simbol kekuatan nasional dan harapan baru untuk pertumbuhan ekonomi. 

Dengan populasi kecil tetapi strategi yang cermat, negara ini menunjukkan bahwa ukuran bukanlah penghalang untuk meraih pencapaian luar biasa.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 20 Nov 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 20 Nov 2025