
Curhat Pedagang Sudimampir dan Ujung Murung di Tengah Wabah Corona
Pandemi Covid-19 membuat situasi perekonomian di Kota Banjarmasin jadi kian lesu. Sejumlah pedagang di pasar-pasar besar seperti Sudimampir dan Ujung Murung, misalnya, mengalami penurunan omzet dagangan ketimbang hari-hari biasa.
Banjar Update
Pandemi Covid-19 membuat situasi perekonomian di Kota Banjarmasin jadi kian lesu. Sejumlah pedagang di pasar-pasar besar seperti Sudimampir dan Ujung Murung, misalnya, mengalami penurunan omzet dagangan ketimbang hari-hari biasa.
Kondisi inilah yang setidaknya dirasakan oleh Sugianur (43 tahun). Pedagang perkakas pecah belah yang tiap hari menjaja jualannya di Pasar Sudimampir tersebut bercerita cuma bisa meraup pendapatan seiprit, selama wabah corona.
"Awalnya bisa aja (pendapatan bersih) sampai 100 persen. Sekarang hanya 25 persen. Pendapatan mengalami penurunan sejak diterapkannya pembatasan ini," kata Sugianur kepada starbanjar.com, Rabu (15/4/2020).
Padahal, menurutnya, momen menjelang Ramadan hingga Idul Fitri biasanya menjadi masa yang paling ramai dikunjungi pembeli. Produk jualannya toples, termos, sendok, gelas hingga tumbler pasti laris ketika memasuki bulan puasa.
"Ini tiap hari pasti ada saja kalau momen besar seperti Ramadan, Imlek, dan tahun baru. Tahun ini, entahlah apakah bisa laku," tuturnya.
Ia cuma bisa berharap pemerintah dan masyarakat bisa saling bahu membahu menghentikan laju penyebaran virus. Permintaan pedagang cuma satu: warga tak takut lagi ke luar rumah dan dagangan mereka bisa laris kembali.
"Mudahan kondisi ini cepat berlalu, mas. Saya punya anak tiga, tentunya usaha seperti ini diputar cukup buat makan saja," tandasnya.
Situasi yang sama juga dirasakan Abdussalam (35 tahun). Pria muda yang menjajakan aksesoris seperti dompet topi, ikat pinggang itu mengeluhkan pasar aksesoris kini sepi pembeli.
Ya minimal, cukup buat anak dan istri dirumah. Ya takut juga, kan, kalaunya rame pengunjung," kata Abdusalam.
Sementara, Abdus berpandangan bahwa dagangannya laku biasanya dari pengunjung asal luar, kebanyakan bukan dari orang Banjarmasin, "Kini pembatasan daerah membuat jualan ini sepi. Beberapa lapak merasakan hal sama," tandasnya.