
Diakuisisi Pangeran MBS, Newcastle United Auto Jadi Klub Sultan
- STARBANJAR - Klub sepakbola asal Inggris Newcastle United resmi diakuisisi Dana Investasi Publik (PIF) yang diawasi langsung oleh putra mahkotanya Mohammed bin Salman (MBS).
Ekonomi dan Bisnis
STARBANJAR - Klub sepakbola asal Inggris Newcastle United resmi diakuisisi Dana Investasi Publik (PIF) yang diawasi langsung oleh putra mahkotanya Mohammed bin Salman (MBS).
PIF mengeluarkan dana hingga 300 juta Pounds untuk mendapatkan 80 persen saham klub yang bermarkas di St James Park tersebut.
PIF bermitra dengan PCP Capital Partners dan RB Sports & Media. Dalam keterangan pers di situsnya, PIF menegaskan semua persetujuan yang diperlukan telah diperoleh dari Liga Premier Inggris dan akuisis selesai pada Kamis (7/10/2021) waktu setempat.
"Grup investasi yang dipimpin oleh Public Investment Fund, dan juga terdiri dari PCP Capital Partners dan RB Sports & Media, telah menyelesaikan akuisisi 100% dari Newcastle United Limited dan Newcastle United Football Club Limited dari St. James Holdings Limited," begitu pernyataan resmi yang dikeluarkan Newcastle di media sosial.
Dana Investasi Publik (PIF) mengambil alih mayoritas saham klub, yakni sebanyak 80 persen. Sementara, PCP Capital dan Reuben Bersaudara masing-masing 10 persen.
“Liga Inggris, Klub Sepakbola Newcastle United dan St James Holdings Limited hari ini telah menyelesaikan perselisihan tentang pengambilalihan klub oleh konsorsium PIF, PCP Capital Partners dan RB Sports & Media,” tulis pernyataan resmi Premier League.
Akuisisi kali ini sekaligus mengakhiri kepemilikan Mike Ashley di Newcastle yang sudah berjalan 14 tahun. Pengusaha Inggris itu mendapat penolakan dari fans dalam beberapa musim terakhir karena dianggap gagal mengelola klub.
Berakhirnya era Ashley dan masuknya Public Investment Fund pimpinan Pangeran Mohammed bin Salman disambut suka cita para penggemar Newcastle. Mike Ashley kerap menjadi sosok antagonis di mata penggemar The Magpies.
Jadi Klub Sultan
PIF mengakuisisi Newcastle United praktis membuat klub berjuluk The Magpies dimiliki owner terkaya di jagat sepakbola. Newcastle United dimiliki Dana Investasi Publik Arab Saudi dengan perkiraan nilai aset lebih dari 320 miliar Poundsterling. Lebih kaya ketimbang Otoritas Investasi Qatar yang memiliki klub Paris Saint-Germain, hingga pemilik Manchester City Sheikh Mansour.
Dana melimpah dari Arab Saudi, Newcastle United mampu mendatangkan pemain kelas wahid, untuk bersaing di papan atas Liga Inggris. Klub bisa saja menggaet pemain seperti Raheem Sterling, Haaland, hingga Ousmane Dembele. Nama terakhir sangat memungkinkan untuk direkrut, mengingat Barcelona ingin menyeimbangkan neraca keuangan. Di sisi penjaga gawang, mencoba mendatangkan kiper Ajax Andre Onana, yang berstatus bebas transfer musim panas mendatang.
Komposisi pemain yang komplit, impian fans The Magpies untuk memupus dahaga gelar juara terbuka lebar. Mengingat kali terakhir Newcastle United juara Liga Inggris 94 tahun silam. trophy dibawa pulang ke Stadion Saint James Park pada tahun 2006 silam, saat berhasil meraih piala Intertoto UEFA.
Rumitnya Proses Akuisisi
Keinginan PIF untuk mengakuisisi Newcastle United sudah dimulai sejak tahun lalu. Namun salah satu pemegang hak siar Liga Inggris yang berawal dari Qatar, BeIN Sport, turut melakukan penolakan keras.
BeIN Sport enggan menyetujui akuisisi tersebut lantaran Arab Saudi melarang layanan BeIN di negara mereka dan membiarkan tayangan ilegal Premier League merajalela. Belakangan waktu, hubungan kedua belah pihak telah membaik dan perselisihan empat setengah tahun Arab Saudi dengan BeIN Sport tersebut usai setelah larangan penyiaran diangkat.
Disisi lain, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) mengkritik keras proses akuisisi Newcastle United. organisasi Hak Asasi Manusia, Amnesty International. Mereka meminta Premier League, sebagai otoritas yang menaungi Newcastle, lebih memperhatikan trek rekor pembeli klub.
Kematian Washington Post, Jamal Khashoggi, pada tahun 2018 silam menyeret Pangeran Mohammed Bin Salman (MBS) tokoh sentral PIF. MBS dituding terlibat dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Turki.
Laporan PBB menyatakan Arab Saudi harus bertanggung jawab atas kasus itu, yang sampai saat ini belum ada penyelesaiannya. Hal itu yang dianggap tidak diperhatikan Premier League. Amnesty International mendesak agar tes calon kepemilikan klub diubah.
"Alih-alih membiarkan mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius untuk masuk ke sepakbola Inggris, hanya karena mereka memiliki kantong yang dalam, kami mendesak Liga Premier untuk mengubah tes pemilik dan direktur mereka untuk mengatasi masalah hak asasi manusia," kata Sacha Deshmukh, Kepala Eksekutif Amnesty Internasional Inggris.