Ekonomi dan Bisnis
25 Februari, 2024 20:10 WIB
Penulis:Redaksi Starbanjar
STARBANJAR - Departemen gawat darurat di tiga rumah sakit terbesar di Korea Selatan berada dalam status siaga merah, pada Kamis, 22 Februari 2024. Ini setelah para dokter magang bersumpah untuk tidak bekerja sebagai protes atas rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa kedokteran guna meningkatkan sektor perawatan kesehatan.
Aksi protes yang melibatkan hampir dua pertiga dari dokter muda di negara tersebut, yang dimulai minggu ini, telah memaksa rumah sakit untuk menolak pasien dan membatalkan prosedur, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan lebih lanjut pada sistem medis jika perselisihan ini berlanjut.
Dilansir dari Reuters, pada Kamis, 22 Februari 2024, Kementerian Kesehatan Korea SElatan mengatakan, hingga saat ini, lebih dari 8.400 dokter telah bergabung dalam mogok tersebut, setara dengan sekitar 64% dari total dokter magang dan intern di Korea Selatan.
Pemerintah telah mengancam akan menangkap dokter yang memimpin pemogokan tersebut. Para dokter tersebut sedang melakukan protes terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang diterima di sekolah kedokteran dalam upaya untuk memperkuat sistem kesehatan di salah satu masyarakat yang paling cepat menua di dunia.
Para dokter mengatakan bahwa isu sesungguhnya adalah upah dan kondisi kerja. Park Dan, ketua Asosiasi Intern dan Warga Korea yang ikut dalam protes, mengatakan dia bersedia ditangkap, agar tuntutan para para dokter didengar.
“Semua orang marah dan frustrasi, jadi kami semua meninggalkan rumah sakit. Tolong dengarkan suara kami,” katanya dalam sebuah wawancara radio, seraya menambahkan mereka terbuka untuk berdialog jika pemerintah siap mendengar tuntutan mereka.
Pejabat pemerintah meminta para dokter untuk menghentikan protes mereka dan memprioritaskan pasien-pasien mereka.
Menurut Asosiasi Medis Seoul, ratusan dokter di Seoul berencana untuk mengadakan aksi unjuk rasa di depan kantor Presiden Yoon Suk Yeol pada Kamis malam.
Banyak warga Korea mendukung rencana pemerintah, dengan hasil jajak pendapat Gallup Korea terbaru menunjukkan sekitar 76% dari responden mendukung, tanpa memandang afiliasi politik.
Para pengunjuk rasa, bagaimanapun, mengatakan bahwa Korea Selatan sudah memiliki cukup banyak dokter, dan bahwa pemerintah perlu meningkatkan upah dan mengurangi beban kerja, terutama di bidang-bidang utama seperti pediatri dan pengobatan darurat, sebelum merekrut lebih banyak mahasiswa.
Surat kabar JoongAng Ilbo melaporkan, kamar motel dan rumah sewa sudah penuh dipesan di dekat rumah sakit besar Seoul oleh pasien dari pedesaan yang prosedurnya telah ditunda.
Bagikan