Fahami Risiko Unit Link: Kombinasi Asuransi dan Investasi

03 Maret, 2024 17:09 WIB

Penulis:Redaksi Starbanjar

insurance-benefits-protection-risk-security-service-concept.jpg
Ilustrasi asuransi. (Freepik)

STARBANJAR - Mungkin Anda sering menerima tawaran produk keuangan melalui berbagai saluran, terutama dari tenaga pemasaran lembaga keuangan. 

Produk tersebut tidak hanya terbatas pada kartu kredit, tetapi juga mencakup produk investasi dan asuransi. Salah satu produk yang semakin populer adalah unit link, yang menggabungkan asuransi dan investasi.

Ketika Anda membeli unit link, Anda dapat menganggapnya sebagai menyelam sambil minum air. Pembelian ini memberikan dua manfaat sekaligus: pertama, memberikan perlindungan asuransi dari risiko tak terduga di masa depan, dan kedua, memberikan manfaat investasi untuk meningkatkan aset.

Unit link merupakan jenis asuransi yang menggabungkan asuransi permanen (whole life) dengan produk investasi. Dalam skema unit link, uang yang Anda setorkan tidak hanya digunakan untuk membayar premi asuransi tetapi juga diinvestasikan oleh perusahaan asuransi melalui manajer investasi untuk pertumbuhan nilai investasi.

Kelebihan ini membuat banyak konsumen tertarik untuk membeli unit link dibandingkan dengan produk asuransi tradisional yang hanya fokus pada penjualan proteksi. Dalam sepuluh tahun terakhir, produk unit link bahkan telah tumbuh sebanyak 10 ribu persen, sementara asuransi konvensional hanya tumbuh sekitar 380 persen.

Namun, penting bagi konsumen untuk tidak terlalu terbuai oleh kombinasi investasi dan proteksi dalam satu produk seperti yang ditawarkan oleh unit link. Seperti produk investasi lainnya, unit link juga memiliki risiko, salah satunya adalah risiko penurunan nilai investasi.

Sebaiknya, konsumen mempertimbangkan apakah lebih baik membeli satu paket proteksi dan investasi (unit link) atau membelinya secara terpisah, yakni produk proteksi dan investasi secara individu. Salah satu kekurangan unit link adalah bahwa konsumen tidak dapat melacak dengan jelas di mana dan bagaimana dananya diinvestasikan serta biaya-biaya yang terkait dengan pilihan investasi.

Informasi mengenai risiko investasi dan biaya-biaya terkait pembelian unit link seringkali tidak diketahui oleh konsumen. 

Hal ini bisa disebabkan oleh agen yang kurang jelas memberikan informasi penting kepada konsumen. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memahami dengan baik sebelum memutuskan untuk membeli produk unit link.

Tips untuk Memahami dan Memilih Unit link dengan Bijak

Devi Dimitra Maksum dari Manulife Financial memberikan beberapa tips untuk menghindari kesalahan dan memilih unit link dengan bijak:

  1. Pilih Jenis Unit link yang Sesuai: Sesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan pribadi Anda. Jangan memilih unit link dana saham yang berisiko tinggi jika Anda seorang investor konservatif, dan sebaliknya.
  2. Pilih Perusahaan Asuransi yang Terpercaya: Investasikan waktu untuk memilih perusahaan asuransi yang sehat, besar, dan terpercaya. Periksa juga track record perusahaan dalam membayar klaim nasabah.
  3. Perhatikan Ilustrasi Produk dengan Seksama: Pastikan untuk memahami ilustrasi produk unit link yang dibuat oleh agen. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang tidak jelas atau kurang dimengerti.
  4. Periksa Lisensi atau Sertifikat Agen: Pastikan agen memiliki lisensi atau sertifikat sebagai agen penjual unit link yang dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Hanya agen dengan sertifikat ini yang berhak menawarkan produk unit link kepada konsumen.
  5. Cermati Komponen Biaya: Perhatikan dengan seksama biaya-biaya yang dikenakan oleh perusahaan asuransi penerbit unit link. Bandingkan dengan biaya investasi terpisah, seperti fee pengelolaan dana pada reksa dana.

Jenis-Jenis Unit link yang Perlu Dikenali

Sebelum berinvestasi dalam produk unit link, ada empat jenis yang perlu diketahui:

  1. Cash Fund Unit link: Menempatkan portofolio investasi nasabah pada instrumen pasar uang, cocok untuk investor konservatif yang ingin risiko rendah.
  2. Fixed Income Unit link: Fokus pada instrumen obligasi, sesuai untuk yang menginginkan keuntungan optimal pada tingkat bunga tanpa risiko besar.
  3. Managed Unit link: Menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu, cocok untuk yang mencari pendapatan stabil dan peluang pertumbuhan jangka panjang.
  4. Equity Unit link: Menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%, sesuai untuk yang berani mengambil risiko tinggi demi keuntungan maksimal.

Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis-jenis unit link dan tips untuk memilihnya, konsumen dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengelola keuangan dan investasi mereka. Perlu diingat bahwa setiap keputusan investasi harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dan pengetahuan yang memadai adalah kunci untuk mengelola risiko secara efektif.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 03 Mar 2024