Rapid Test Sudimampir
Banjar Update

Kasus Corona Masih Meningkat, IDI Kalsel Belum Sepakat New Normal di Banjarmasin

  • Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan angkat suara soal rencana pemerintah pusat dan daerah yang dalam waktu dekat bakal menerapkan kebijakan new normal, khususnya di Kota Banjarmasin dan beberapa wilayah lainnya yang ada di Kalsel.

Banjar Update
Putri Nadya Oktariana

Putri Nadya Oktariana

Author

STARBANJAR- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan angkat suara soal rencana pemerintah pusat dan daerah yang dalam waktu dekat bakal menerapkan kebijakan new normal, khususnya di Kota Banjarmasin dan beberapa wilayah lainnya yang ada di Kalsel.

Menurut Ketua IDI Kalsel, dr. Mohammad Rudiansyah ada sejumlah aspek atau syarat mutlak yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum pemerintah melangkah ke fase tersebut. Ambil contoh, soal lonjakan angka kasus Covid-19 yang mestinya bisa terselesaikan baik oleh pemerintah.

"Untuk menuju new normal, saat ini belum bisa,syarat–syarat mutlak, salah satunya yakni tidak adanya penambahakan kasus baru dalam 14 hari terakhir atau biasa disebut dengan zero growth,” ujar Rudiansyah saat dihubungi tim starbanjar via Whatssapp, Sabtu (30/5/2020).  

Rudi menambahkan, tenaga medis serta sarana prasarana rumah sakit, rumah karantina pasien orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), serta pasien dalam pengawasan (PDP) juga sangat diperlukan sebelum pemerintah melangkah ke fase normal baru.

“Kesiapan semua institusi untuk tetap menjaga jarak atau social distancing, cuci tangan setelah
beraktivitas, dan penggunaan masker yang taat dan masif sangat diperlukan dalam penerapan fase kehidupan new normal life ini,” jelasnya.

Alih-alih beranjak ke fase New Normal, Rudi menyebut kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang harus lebih dibenahi. Sebab, dari kacamata dia, masih banyak masyarakat yang kurang tertib dengan peraturan.

"Perpanjangan PSBB sampai 2 kali dan ditambah 1 kali atau yang dikatakan dengan PSBK sudah benar sesuai dengan kondisi yang ada. Namun, dalam implementasi kebijakan masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi," kata Rudi.

Asal tahu saja, per Sabtu (30/5/2020) ini pengidap Covid-19 di Kota Banjarmasin sudah mencapai 403 orang. Dengan rincian 316 dalam perawatan intensif, 21 sembuh, dan 61 dinyatakan meninggal dunia.

Setidaknya, menurut catatan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, sempat ada 5 klaster penyebaran corona yang berperan dalam peningkatan kasus ini. Diantaranya, Cluster Ulin – 1 , Cluster Gowa, Cluster Pekapuran, Cluster Pasar Sentral Antasari dan yang terbaru ada Cluster Sungai Bilu.

“Dua Cluster sudah kita nyatakan putus, pertama ulin – 1 itu sudah dianggap putus. Kemudian yang kedua ada Cluster Gowa gelombang 1 itu sudah putus juga karena sudah selesai. Sehingga 3 cluster yang tersisa seperti Pekapuran, Antasari dan Sungai Bilu yang mungkin perlu perhatian serius. Jangan sampai ini berkembang tanpa terkendali," ujar Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.