Banjar Update
18 April, 2024 18:00 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Lebaran memang identik dengan berbagai sajian lezat nan khas mulai dari ketupat, opor ayam, rendang, dan lain sebagainya. Tidak mengherankan usai mengonsumsi aneka hidangan tersebut, tiba-tiba berat badan naik usai lebaran atau bahkan muncul masalah kesehatan lainnya. Makanan yang disebutkan sebelumnya umumnya mengandung banyak kalori, gula dan garam yang dapat menyebabkan penyakit jika mengkonsumsi berlebuhan.
Penyakit pasca lebaran yang rentan terjadi jika tidak menjaga pola makan, seperti diare, sindrom dispepsia, radang tenggorokan, hingga diabetes. Kendati demikian, penting untuk berhati-hati dalam memilih asupan makanan selama lebaran.
Sakit setelah lebaran biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
Dilansir dari yankes.kemkes.go.id, minuman yang sering disajikan selama perayaan lebaran umumnya cenderung memiliki rasa manis dan disajikan dingin dengan tambahan es. Meskipun menyegarkan, minuman seperti itu dapat memicu flu dan batuk jika diminum dalam jumlah yang berlebihan.
Jika Anda mengkonsumsi makanan yang kaya akan gula dan lemak secara berlebihan, hal ini berisiko mengalami peningkatan kadar kolesterol dan gula darah, sehingga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Perlu diwaspadai, tingginya kadar kolesterol juga bisa menimbulkan gejala seperti nyeri dada atau pada lengan, terutama saat mengalami stres atau melakukan aktivitas fisik yang berat. Tanpa mengubah pola makan, tingginya kadar kolesterol dapat memicu risiko penyakit stroke dan serangan jantung.
Mag bisa terjadi karena perubahan pola makan setelah berpuasa, juga karena mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan selama lebaran. Gejalanya meliputi nyeri di bagian atas perut, mual, muntah, sering bersendawa, nyeri di ulu hati, dan kembung pada perut bagian atas.
Diare dapat disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang terpapar bakteri. Gejalanya meliputi sakit perut, feses yang cenderung encer, kram perut, dan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB).
Jika Anda memiliki riwayat penyakit darah tinggi (hipertensi), sebaiknya hindari makanan yang berlemak. Sebab, jika kondisi semakin parah, hipertensi dapat membuat pengidapnya mengalami pusing, sakit kepala, mual, kelelahan, dan gangguan penglihatan.
Radang tenggorokan dapat disebabkan oleh konsumsi makanan pedas berlebihan. Gejala yang sering muncul meliputi rasa sakit pada tenggorokan, kesulitan menelan, dan sakit kepala yang hebat.
Beberapa keluarga memiliki kebiasaan menyajikan hidangan olahan jeroan seperti hati, usus, paru, atau daging merah berlemak saat lebaran. Jenis makanan tersebut kaya akan purin dan dapat meningkatkan kadar asam urat jika dikonsumsi berlebihan. Kadar asam urat dapat semakin melonjak jika makanan tersebut dikonsumsi bersamaan dengan camilan seperti keripik emping.
Sindrom dispepsia juga merupakan salah satu masalah pencernaan yang sering terjadi setelah lebaran. Hal ini disebabkan oleh konsumsi makanan pedas dan tinggi lemak yang dikonsumsi selama lebaran, yang sulit dicerna oleh lambung dan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Dampaknya, kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti nyeri di ulu hati, perut kembung, serta mual dan muntah.
Radang tenggorokan atau faringitis, adalah peradangan yang terjadi di tenggorokan, yang seringkali ditandai dengan rasa perih dan nyeri saat menelan. Selama lebaran, penyakit ini sering terjadi karena konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dingin, atau pedas secara berlebihan.
Lebaran seringkali dipenuhi dengan berbagai aktivitas fisik, seperti berkunjung untuk silaturahmi atau pergi ke tempat wisata bersama keluarga. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, aktivitas tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk nyeri otot dan kram. Untuk mengurangi nyeri otot setelah lebaran, lakukan peregangan (stretching) dan istirahat yang cukup.
Konsumsi makanan lebaran yang mengandung tinggi gula secara berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi asupan makanan tinggi gula selama lebaran untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit setelah lebaran:
1. Perhatikan porsi menu makanan lebaran
2. Minum air putih yang cukup, yaitu kurang lebih 2 liter sehari.
3. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
4. Membatasi konsumsi makanan yang terlalu panas atau dingin.
5. Membatasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula.
6. Istirahat yang cukup.
7. Olahraga rutin.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 11 Apr 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 18 Apr 2024
Bagikan