Youth Star
28 September, 2023 12:00 WIB
Penulis:Redaksi Starbanjar
STARBANJAR - Canesia Aisah, seorang petani muda berpendidikan Agronomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), telah mengukir prestasi gemilang dalam dunia pertanian Indonesia.
Saat ini, Aisah menjabat sebagai Direktur Utama PT Agro Rahayu Sentosa Yaksa (ARSY), sebuah perusahaan yang fokus pada budidaya dan pengelolaan hasil pertanian. Namun, yang membuat PT ARSY begitu istimewa adalah peran mereka dalam mengembangkan cabai Katokkon, sebuah tanaman asli Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Inspirasi untuk mengembangkan cabai Katokkon bermula dari kunjungan Aisah ke Tana Toraja, di mana ia diperkenalkan pada keunikan cabai Katokkon yang hanya tumbuh di habitat aslinya. Aisah dan timnya memutuskan untuk mengambil tantangan membudidayakan tanaman ini di luar habitat alaminya.
Saat ini, PT ARSY telah menguasai lahan tanam seluas 30 hektar dan berhasil meraih keuntungan sebesar Rp1,5 miliar dalam satu kali panen. Namun, pencapaian ini bukanlah hasil perjalanan yang mudah bagi Aisah dan rekan-rekannya.
Mereka harus melewati berbagai rintangan, mulai dari riset hingga panen yang sering kali tidak sesuai harapan. Aisah berbagi pengalaman.
"Kami menanam di lahan terbuka, sehingga kerentanannya terhadap pencurian sangat tinggi. Produksi yang semestinya mencapai 30 ton per hektar hanya bisa menghasilkan 4 ton. Kami harus benar-benar memerhatikan pemeliharaan dan keamanan."
Aisah menjelaskan bahwa seluruh proses, mulai dari pembenihan, pembibitan, budidaya, hingga pemasaran, dijalankan secara mandiri oleh PT ARSY. Pendekatan ini memungkinkan mereka meraih keuntungan ganda, baik dari penjualan hasil produksi maupun melalui pemasaran. Saat ini, PT ARSY telah memiliki lebih dari 60 karyawan dan memiliki target ambisius, yakni menguasai setidaknya 5% pasar konsumsi cabai nasional per hari, yang setara dengan sekitar 50 ton cabai per hari. Dengan tekad dan dedikasi yang kuat, Aisah dan PT ARSY telah membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan utama di industri pertanian Indonesia yang berpotensi mengubah paradigma pertanian di negara ini.
Menggali potensi besar dalam dunia pertanian, Canesia Aisah telah membuktikan bahwa inovasi dan kolaborasi adalah kunci sukses. PT ARSY, perusahaan yang dipimpinnya dan didukung oleh Kementan, telah mencapai prestasi luar biasa yang telah mencuri perhatian luas. Dalam era ini, cabai Katokkon menjadi bintang utama dengan harga jual yang menggiurkan, mencapai Rp. 50.000 per kilogram. Fenomena ini didorong oleh produksi yang tak kalah mengesankan, dengan satu pohon mampu menghasilkan sekitar 1 kilogram cabai Katokkon dalam waktu 8 bulan, bisa dipetik hingga 3 kali sehari. Dengan memiliki lahan seluas 30 hektar, PT ARSY mampu meraih keuntungan mencapai Rp. 1,5 miliar dalam satu kali panen. Ini hanyalah satu contoh nyata tentang masa depan yang gemilang di dunia pertanian.
Bagi generasi muda yang ingin mengikuti jejak PT ARSY, kunci suksesnya adalah memiliki identitas unik serta kemampuan untuk melihat peluang dan berani berinovasi, seperti yang telah ditunjukkan oleh Aisah. Ia memahami bahwa cabai Katokkon memiliki tingkat kepedasan 3-7 kali lipat lebih tinggi daripada cabai rawit biasa dan menjaga stabilitas harga di pasaran. Aisah menjelaskan bahwa karakteristik cabai Katokkon, seperti rasa dan aroma yang unik, memberikan nilai tambah bagi pengusaha makanan pedas, menciptakan peluang yang tak ternilai. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, masa depan pertanian Indonesia terbuka lebar untuk dijelajahi, dan Canesia Aisah adalah contoh inspiratif tentang bagaimana potensi ini bisa direalisasikan dengan sukses.
Tani muda pun dapat merasakan kebahagiaan memiliki kebun cabai katokkon di halaman rumah sendiri. Beberapa langkah mudah berikut untuk membudidayakan cabai katokkon secara pribadi:
Tani muda harus menggunakan benih hasil dari setidaknya panen kedua dan memiliki bentuk permukaan bawah buah yang rata (tidak lonjong). Selanjutnya lakukan seleksi dengan mengeluarkan bijinya lalu dijemur selama kurang lebih 7 hari. Pada saat persemaian, rendam benih dalam air suam-suam kuku selama kurang lebih 24 jam kemudian tiriskan benih dan campur dengan abu halus dengan perbandingan benih dan abu kurang lebih 1;10
Tani muda harus melakukan pengolahan lahan sebanyak 2 kali. Pertama adalah melakukan pembongkaran tanah dengan menggali 25-30 cm kemudian biarkan selama 1 minggu agar gas- gas berbahaya di dalam tanah menguap.
Bibit yang telah berumur 3 minggu sudah bisa tani muda tanam. Masukkan bibit kedalam lubang tanam yang telah dibuat secara tegak lurus dan pangkal tanaman harus rata dengan permukaan mulsa untuk mengurangi serangan hama jangkrik.
Tani muda harus melakukan penyiraman maksimal 3 kali dalam satu minggu. Selanjutnya melakukan penempelan tunas dilakukan saat umur tanaman mulai 4-8 minggu di pertanaman. Selanjutnya adalah pemupukan susulan dengan menggunakan sistem mulsa plastik dilakukan melalui penyemprotan pupuk organik cair melalui daun maupun dengan cara pengecoran pada lubang tanam. (Fitri)
Tulisan ini telah tayang di www.demfarm.id oleh Fitri Mariya Amin pada 22 Sep 2023
Bagikan
Youth Star
setahun yang lalu