Ekonomi dan Bisnis
05 Mei, 2021 15:55 WIB
Penulis:Redaksi Starbanjar
STARBANJAR- Indonesia masih mengalami resesi pada kuartal I-2021 usai ekonominya terkontraksi 0,74% year on year (yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,96% jika dilihat secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
Pendapatan Domestik Bruto (PBD) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Indonesia mencapai 2.683,1 triliun. Sementara itu PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp3.969,1 triliun.
Realisasi itu masih lebih kecil dibandingkan PDB ADHK dan ADHB pada kuartal I-2020 yang masing-masing sebesar Rp2.703,1 triliun dan Rp3.9222,6 triliun.
“Perekonomian berdasarkan perhitungan PDB ADHK dan ADHB, sehingga kalau kita bandingkan pada kuartal I 2020, maka ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 ini masih mengalami kontraksi 0,74% yoy dan 0,96% qtq,” jelas Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu 5 Mei 2021 dikutip dari Trenasia, partner resmi Starbanjar.com
Dengan demikian, ekonomi Indonesia telah mengalami kontraksi empat kuartal berturut turut. Indonesia tercatat mengalami kontraksi ekonomi pada kuartal-II 2020 sebesar minus 5,32%.
Setelah itu, kontraksi ekonomi semakin susut nilainya menjadi minus 3,49% pada kuartal III-2020, minus 2,19% pada kuartal IV-2020 dan mendekati zona netral pada kuartal I-2021 dengan catatan minus 0,74%.
Membaik Dibandingkan Kuartal IV-2020
Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia membaik dibandingkan kuartal IV-2020.
“Meski terkontraksi secara tahunan, Ekonomi Indonesia menunjukan perbaikan jika dibandingkan kuartal IV-2020,” kata Suhariyanto.
Perbaikan ekonomi yang dialami Indonesia ditopang oleh produksi mobil yang meningkat 23,36% qtq.
Produksi mobil sepanjang kuartal I-2021 tercatat sebanyak 255.312 unit. Meningkatnya produksi ini sejalan dengan penjualan mobil yang melesat pada kuartal I 2021.
Suhariyanto mengungkapkan penjualan mobil pada kuartal I-2021 naik 16,33% qtq menjadi 187.021 unit. Adapun penjualan sepeda motor juga tercatat melejit 64,52% menjadi 1,29 juta unit pada kuartal I-2021.
Selain itu, Suhariyanto memaparkan setidaknya ada enam sektor menurut lapangan usaha yang bisa tumbuh positif pada kuartal I-2021. Sektor dengan pertumbuhan paling pesat adalah informasi dan komunikasi sebesar 8,72%.
Lalu, pertumbuhan juga dicatatkan sektor pengadaan air (5,49%), jasa kesehatan (3,64%), pertanian (2,96%), pengadaan listrik dan gas (1,68%), dan real estat (0,94%).
Ekonomi Indonesia, kata Suhariyanto, mengalami perbaikan yang signifikan mulai kuartal I-2021. Menurutnya, perbaikan itu ditopang oleh iklim industri yang semakin menggeliat pada kuartal I-2021 ini.
“Ini menunjukan tanda-tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata. Ke depan kita harapkan bahwa pemulihan ekonomi bisa terjadi di tahun ini,” ucap Suhariyanto.
Bagikan
Ekonomi dan Bisnis
14 hari yang lalu
Ekonomi dan Bisnis
2 bulan yang lalu