Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar saat mengunjungi Perpustakaan Palnam
Banjar Update

Kunjungi Perpustakaan Palnam, dr Dia Disarankan Tulis Memoar Guru Ibad

  • Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr Diauddin mengunjungi perpustakaan Palnam, fasilitas milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Banjar Update
Redaksi Starbanjar

Redaksi Starbanjar

Author

STARBANJAR - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr Diauddin mengunjungi perpustakaan Palnam, fasilitas milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kadinkes Banjar takjub saat melihat langsung dan berkeliling di lingkungan pusat buku dan literasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel.

Ini kejutan bagi saya, karena pertama kali ke sini, ternyata luar biasa, fasilitasnya, kenyamananya, dan kemudahan menjadi anggota,” ungkap dr Diauddin dalam keterangannya, Kamis (24/6/2021).

Menurutnya warga Banjarmasin dan sekitarnya harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas ini, untuk menambah pengetahuan hingga berwisata literasi.

“Tentu keluarga dan anak saya akan kita ajak, juga bagi rekan kami di Dinkes Banjar bisa membawa keluarga ke sini, paling tidak melihat dulu lah, karena pasti tertarik jika sudah ke sini,” kata dr Dia sapaan akrabnya.

Sementara itu, Kadispersip Kalsel Nurliani Dardie bersyukur salah satu anak ulama di Kalsel tersebut berkenan melihat pelayanan di perpustakaan Palnam, hingga mendorong dr Dia untuk menulis buku tentang sejarah ayahnya.

Sekadar diketahui, dr Diauddin adalah salah satu anak dari KH Badruddin atau dikenal Guru Ibad, seorang ulama besar asal Martapura, Pimpinan Umum Periode ke-7 Pondok Pesantren Darussalam tahun 1976-1992.

Tuan Guru Badruddin pernah menjadi penghulu Kampung Jawa dan Sungai Paring, Martapura pada tahun 1955. Tercatat sebagai karyawan di Departemen Agama Kabupaten Banjar tahun 1960. 

Pernah diangkat menjadi anggota DPRD Tingkat II Banjar sejak tahun 1961, dan dipercaya sebagai anggota MPR RI selama dua periode. Guru Ibad pada tahun 1978 dipercaya sebagai anggota DPA RI selama dua periode.

“Saat kita ajak melihat koleksi buku karya lokal, tentang tokoh-tokoh di Banua, pejuang, hingga tokoh ulama, kebetulan di sini belum ada koleksi buku tentang biografi atau sejarah hidup KH Badruddin, semoga beliau berkenan menulis itu,” ujar Nurliani.