
Lindungi Kariermu dari PHK dengan Career Cushioning
- Semakin banyak pekerjaan yang terpengaruh oleh perubahan besar, dan career cushioning dapat menjadi sumber penghasilan tambahan yang membantu bertahan secara finansial.
Banjar Update
JAKARTA – Dengan semakin maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta pembekuan rekrutmen di berbagai perusahaan besar, wajar jika banyak pekerja mulai merasa khawatir terhadap stabilitas pekerjaan mereka, meskipun posisi yang saat ini mereka duduki masih terbilang aman.
Ketika perusahaan atau sektor tempat seseorang bekerja mulai terdampak gelombang PHK, munculnya kekhawatiran terhadap masa depan karier menjadi hal yang lumrah. Dalam situasi seperti ini, tak sedikit individu yang memilih untuk melakukan career cushioning, yakni mencari peluang kerja lain sebagai langkah antisipasi, sambil tetap menjalankan peran di pekerjaan saat ini.
Apa Itu Career Cushioning?
Dilansir dari Forbes, career cushioning, yaitu strategi diam-diam yang dilakukan para pekerja untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas koneksi mereka sebagai bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan.
Istilah ini mencakup berbagai langkah strategis, seperti memperbarui profil LinkedIn, memperluas jaringan profesional, hingga secara halus mulai melamar pekerjaan di tempat lain sebagai bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu terkena pemutusan kerja.
- UMKM Kopi Asal Toraja Diberdayakan BRI, Tembus Pasar Internasional
- AgenBRILink Jangkau 67 Ribu Desa, Dorong Inklusi Keuangan Nasional
- UMKM Camilan Casa Grata Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI
Career cushioning bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti rutin memantau lowongan pekerjaan, mengambil proyek freelance, atau membangun usaha sampingan untuk menambah penghasilan
Tindakan ini dianggap logis untuk menciptakan rasa aman di tengah ketidakpastian ekonomi, sehingga wajar jika karyawan memilih bersikap proaktif dengan melakukan hal tersebut.
Dilansir dari Morgan McKinley, istilah career cushioning mulai populer setelah pandemi dan gelombang PHK akibat resesi, yang membuat banyak orang harus meninjau kembali jalur karier mereka di tengah perubahan prioritas dan situasi kerja.
Dalam kondisi yang tidak menentu, career cushioning menjadi langkah yang tak terhindarkan ketika rencana tidak berjalan sesuai harapan.
Anggap saja ini sebagai strategi cadangan di tengah dunia kerja yang penuh gejolak. Dengan memiliki rencana alternatif, seseorang bisa lebih percaya diri menghadapi dinamika industri.
Semakin banyak pekerjaan yang terpengaruh oleh perubahan besar, dan career cushioning dapat menjadi sumber penghasilan tambahan yang membantu bertahan secara finansial.
Mengapa Career Cushioning Menjadi Relevan?
Dilansir dari BetterUp, langkah ini memberi rasa aman di tengah ketidakpastian pasar kerja hingga banyak PHK. Hal ini seolah menyiapkan jaring pengaman jika posisi yang sekarang tidak bertahan. Career cushioning membantu meredam dampak kehilangan pekerjaan, baik karena keputusan pribadi maupun akibat diberhentikan
Ini bukan bentuk pengkhianatan terhadap perusahaan tempat kita bekerja, melainkan tindakan preventif untuk menjaga kestabilan diri sendiri. Bahkan, pendekatan ini justru bisa memperkuat nilai dan kontribusi kita di lingkungan kerja saat ini.
Pada dasarnya, career cushioning bukanlah hal yang sepenuhnya baik atau buruk. Namun, strategi ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri ketika kalian merasa cemas terhadap masa depan pekerjaan atau perusahaan.
Bagaimana Cara Menghadapi Tren Career Cushioning di Kalangan Pekerja?
Dari sudut pandang perusahaan, tren ini memang berpotensi menimbulkan kekhawatiran terkait loyalitas dan komitmen karyawan. Tapi, hal tersebut bukanlah masalah tanpa jalan keluar, masih ada pendekatan yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan ini.
Bagi perusahaan yang khawatir karyawannya mulai tidak fokus atau diam-diam bersiap hengkang akibat tren ini, solusinya adalah menerapkan radical transparency atau keterbukaan total. Ini berarti tidak menutupi kondisi yang sebenarnya, melainkan justru memperkuat komunikasi secara intens dan jujur.
Pada akhirnya, baik karyawan maupun perusahaan sama-sama ingin merasa aman, dihargai, dan kendali atas arah masa depan mereka. Perusahaan yang mampu membangun komunikasi penuh empati dan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawannya biasanya lebih stabil dan menikmati loyalitas yang lebih kuat.
- Satelit Zombie Ini Pancarkan Gelombang Radio kuat setelah 60 Tahun Tidak Bersuara
- PSN Gandeng Perusahaan Turki CTech Kembangkan Satelit
- Long Weekend, BRI Siapkan Layanan Weekend Banking Hingga Digital Banking
Keseimbangan antara career cushioning dari sisi pekerja dan transparansi dari pihak perusahaan dapat menjadi kunci terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan saling mendukung.
Career cushioning bukan sekadar tren atau respons atas rasa panik, tetapi mencerminkan dorongan alami manusia untuk mencari rasa aman di tengah dinamika dunia kerja yang terus berkembang dan tidak menentu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 30 Jun 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Jun 2025