Investor saham kawakan Lo Kheng Hong berpose di depan tulisan kata mutiara dari Hary Tanoesoedibjo. (Foto: Istimewa)
Ekonomi dan Bisnis

Lo Kheng Hong Optimis Indonesia Kebal Resesi

  • STARBANJAR - Sejumlah lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengemukakan kekhawatiran mengenai outlook ekonomi global yang masih suram.
Ekonomi dan Bisnis
Ahmad Husaini

Ahmad Husaini

Author

STARBANJAR - Sejumlah lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengemukakan kekhawatiran mengenai outlook ekonomi global yang masih suram. Tak sedikit meramalkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berpotensi mengalami resesi.

Kendati demikian, Investor saham kawakan Lo Kheng Hong mengaku optimistis Indonesia tak menjadi salah satu negara yang alami resesi pada 2023.  

"Optimis, rasanya tidak resesi,” kata Lo Kheng Hong saat melakukan wawancara podcast yang ditayangkan kanal Youtube WinMax Gallery dikutip Sabtu (10/12/2022). 

Keyakinan Lo Kheng Hong Indonesia kebal resesi karena ekspor komoditas Indonesia yang melimpah dalam beberapa waktu terakhir, antara lain batu bara, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).  

“Saya lihat, Indonesia banyak ekspor komoditas, batu baranya akeh [banyak], ekspor CPO juga akeh, terima uang bermiliar-miliar,” ujarnya. 

Faktor selanjutnya menurut Lo Kheng Hong, bank-bank di dalam negeri saat ini mengantongi laba yang cukup besar. 

Ambil contoh PT Bank Central Asia (BBCA) Tbk meraih laba laba Rp 28 triliun selama tiga kuartal di 2022.Kemudian, Bank Mandiri (BMRI) Tbk dengan laba Rp30 triliun, dan BRI (BBRI) Tbk yang mencatat laba sebesar Rp 39 triliun. 

Jika tanah air terancam resesi, sambung Warren Buffett-nya Indonesia ini,  bank-bank kakap tanah air harusnya sakit. Namun faktanya, bank-bank justru baik-baik saja. 

“Saya lihat bank-banknya cuan Soros [George Soros], kalau mau resesi bank-bank harusnya sakit. [Ini] banknya sehat-sehat, cuan soros,” ungkapnya. 

Faktor ketiga, seharusnya bursa orang-orang mulai turun. Dia menuturkan, jika resesi, bursa biasanya sudah terjun bebas duluan, baru kemudian diikuti oleh resesi. Namun hingga saat ini, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak menunjukkan penurunan yang cukup dalam, atau stabil di 7.000.  

“Kita nggak turun-turun, seperti nggak ada tanda-tanda mau resesi,” kata pria yang sudah berinvestasi lebih dari 30 tahun ini. 

Ketiga hal tersebut yang kemudian membuat dia cukup optimistis Indonesia tak mengalami resesi tahun depan.  

Kendati demikian, Lo Kheng Hong mengakui bahwa tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada tahun depan.

 “Sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi, artinya bisa juga tidak,” imbuhnya.