logo
Aksi
Banjar Update

Massa Baju Hitam juga Ramaikan Aksi Omnibus Law Banjarmasin

  • Warna-warni almamater memenuhi ruas jalan Lambung Mangkurat, Kamis (8/10/2020) tadi. Namun diantara mereka, ada massa yang memakai baju hitam. Banyak sebutan bagi seragam hitam ini. Ada yang mengatakan mereka perwakilan anak-anak STM. Ada pula yang berspekulasi mereka intel. Namun banyak menyetujui mereka adalah khalayak umum. Tanpa embel-embel instansi.

Banjar Update
Nurul Khasanah

Nurul Khasanah

Author

STARBANJAR- Warna-warni almamater memenuhi ruas jalan Lambung Mangkurat, Kamis (8/10/2020) tadi. Namun diantara mereka, ada massa yang memakai baju hitam.
Banyak sebutan bagi seragam hitam ini. Ada yang mengatakan mereka perwakilan anak-anak STM. Ada pula yang berspekulasi mereka intel. Namun banyak menyetujui mereka adalah khalayak umum. Tanpa embel-embel instansi.

Meski demikian, tidak semua dari mereka masyarakat umum. Ada juga mahasiswa yang bergabung dalam kubu ini. Sebut saja Aulia. Mahasiswa asal ULM ini tidak turun dengan memakai almamaternya. Ketika ditanya mengapa, jawabnya tidak mau terlalu politik.

"Saya mau ikut aksi ini santai saja. Tidak mau memakai Almamater," jelasnya.

"Lagipula, banyak juga yang menyebut tuntutan para buruh sudah di akomodir di draft final UU Omnibuslaw," menurutnya.

Meski demikian, tidak semua massa berseragam hitam seperti Aulia. Banyak dari mereka terlihat berupaya memicu kerusuhan saat demo berlangsung.

Dalam pantauan tim Starbanjar, banyak dari mereka yang mengeluarkan sumpah serapah kepada aparat dan anggota DPRD. Bahkan sempat salah satu aparat hendak bersitegang dengan salah satu massa aksi berseragam hitam.

"Sini maju kalau berani" teriaknya sambil mengisap rokok linting. Aparat dan oknum tersebut akhirnya diredam satu sama lain oleh anggota demo yang lain.

Namun, mereka tidak berhenti disitu. Usai audiensi dengan DPRD, massa aksi berseragam hitam merapatkan barisannya.
"Revolusi!" teriak massa aksi yang berkumpul didepan gedung Bank Indonesia.

Sambil berseru, massa berseragam hitam mulai melempar botol minuman ke arah kantor DPRD. Dikhawatirkan dapat memprovokasi massa yang lain, aliansi bem seka langsung melakukan dialog dengan perwakilan massa berseragam hitam. Usai dialog tersebut, massa berseragam hitam bisa diredam.

"Mereka tadi mengira bahwa kita masih demo dengan DPRD Kalsel, padahal sudah selesai," jelas Ahdiat, ketua BEM ULM.

Sayangnya, hal tersebut tak berlangsung lama. Pukul 15.00 WITA siang waktu Banjarmasin diguyur hujan massa berseragam hitam berulah lagi. Masih dengan aksi yang sama, mereka kembali memusatkan diri mereka sambil bersorak sorai. Parahnya, kali ini mereka mulai menyalakan api dari kardus air minum yang dibagikan untuk massa aksi.

"Ooo DPR, dikorupsi" sorak massa berseragam hitam.

Tak lama setelah aksi tersebut, peserta demo membubarkan diri. Pembubaran ini dikomando oleh aliansi BEM Se-Kalsel. Padahal, hal tersebut berkontradiksi dengan yang disampaikan aliansi BEM Se-kalsel.


Awalnya mereka tak mau bubar sampai perppu dikeluarkan. Namun Ahdiat mengatakan tuntutan mereka sudah disampaikan.

"Kita akan mengawal bagaimana perwakilan DPRD kalsel di Jakarta," tutur Ahdiat.