Ekonomi dan Bisnis
07 Februari, 2024 13:20 WIB
Penulis:Redaksi Starbanjar
STARBANJAR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pada Senin 5 Februari 2024, secara resmi menaikkan sasaran jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2024, dari 14,3 juta menjadi 17 juta.
Lantas apa dampak kenaikan target wisman terhadap saham aviasi dan hospitality? Pria yang akrab disapa Sandi ini mengungkapkan bahwa kenaikan target itu lebih tinggi 45,5% dari realisasi 2023 di level 11,68 juta kunjungan.
Tak berselang lama dari pengumuman itu, berdasarkan data IDX Mobile, pada perdagangan sesi I Kamis, 7 Februari 2023, saham emiten aviasi PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) melesa ke level Rp123 per saham. Nominal tersebut melesat 9,82% dari harga pembukaannya Rp114 per saham.
Akan tetapi, kenaikan saham urung juga dirasakan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang cenderung tidak mengalami perubahan signifikan pada sesi perdagangan hari ini. Terpantau, pada pukul 11:22 WIB, harga saham emiten aviasi berkodekan GIAA berada pada level Rp66. Nominal ini relatif sama dengan penutupan perdagangan kemarin.
Di sisi lain, perusahaan efek Stockbit Sekuritas tetap meyakini kenaikan target wisman itu dalam jangka panjang akan memberikan tuah kepada saham-saham aviasi sekaligus sektor hospitality.
Dalam risetnya yang dipublikasi baru-baru ini, peningkatan target wisman oleh Sandi itu didasarkan kinerja yang solid pada 2023. “Pada tahun tersebut, kunjungan wisman meningkat sebesar +98,3% year-over-year (yoy) dan melebihi target sebesar (137,4%) dengan mencapai level 8,5,” jelas perusahaan efek ini dikutip pada Rabu, 7 Februari 2024.
Perusahaan efek sekaligus platform jual beli saham secara online ini menyebutkan bahwa target kunjungan wisman pada 2024 lebih tinggi dari jumlah kunjungan wisman saat pra-pandemi yang mencapai 16,1 juta pada 2019.
“Jika target tersebut tercapai, peningkatan kunjungan wisman dapat berimbas positif bagi emiten-emiten terkait pariwisata seperti GIAA, PANR, dan BAYU,” paparnya.
Tak dipungkiri, keyakinan bahwa sektor pariwisata yang didalamua termasuk hospitality itu memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, yang ditetapkan dengan target pertumbuhan sebesar +5,2%.
Di samping itu, beberapa inisiatif yang direncanakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2024 melibatkan peningkatan jumlah acara dan penerbangan, serta pembebasan visa masuk untuk 20 negara di luar wilayah Asia Tenggara.
Stockbit juga percaya bahwa pertumbuhan wisman akan mendorong konsumsi minuman beralkohol di Indonesia. Hal ini adalah gayung bersambut bagi emiten minuman beralkohol antara lain WINE, MLBI, DLTA, dan BEER.
Namun, di sisi lain, realisasi kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2024 dihadapkan pada beberapa tantangan, termasuk perhelatan pemilu. "Kami percaya bahwa keadaan aman dan kondusif selama tahun politik menjadi suatu persyaratan yang sangat penting agar target kunjungan wisman dapat tercapai," jelas Stockbit.
Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, kunjungan wisman ke Indonesia pada 2023 didominasi oleh lima negara, yaitu Malaysia (1,9 juta), Australia (1,43 juta), Singapura (1,41 juta), China (787.924), dan Timor Leste (728.586).
Mengacu data tersebut, jika dirata-rata durasi kunjungan wisman berkisar antara 7–12 malam. Sementara itu, tingkat hunian hotel di Indonesia mengalami peningkatan sebesar +2,84 poin persentase pada tahun 2023, mencapai tingkat 59,74%.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 07 Feb 2024
Bagikan
Ekonomi dan Bisnis
sebulan yang lalu