
Meski Tak Mudah, Penerapan ESG pada Holding Multisektor Datangkan Banyak Manfaat
- STARBANJAR - Konsep Environmental, Social, dan Governance (ESG) menjadi salah satu parameter penting pelaksanaan pembangunan atau bisnis terutama perusahaan multisektor.
Ekonomi dan Bisnis
STARBANJAR - Konsep Environmental, Social, dan Governance (ESG) menjadi salah satu parameter penting pelaksanaan pembangunan atau bisnis terutama perusahaan multisektor.
Berdasarkan konsep, ESG mengedepankan kegiatan investasi atau bisnis yang berkelanjutan dengan penerapan tiga faktor utama yakni lingkungan, sosial dan tata kelola.
Berangkat dari hal tersebut, Guru Besar IPMI Business School sekaligus pakar SDGs, Roy Sembel mengatakan bahwa sejumlah perusahaan multisektor di Indonesia sudah punya komitmen untuk mengembangkan ESG.
Sebagai contoh, Astra Internasional yang sudah 15 tahun menerapkan konsep ESG. Namun, baginya perjalanan tersebut tak mudah lantaran banyaknya tantangan yang bakal dihadapi ketika sebuah perusahaan mulai menerapkan ESG saat menjalankan operasionalnya.
"Tantangan yang bisa dihadapi bisa datang baik internal maupun eksternal. Karenanya menurut saya masih perlu waktu untuk ke tahap selanjutnya dan semakin membaik," Ujar Roy dilansir dari trenasia, Rabu (24/8/2022).
Meski begitu, Roy menambahkan bahwa penerapan ESG di holding multisektor terus membaik jika dibandingkan lima tahun belakangan. Hal ini disokong oleh sosialisasi internal yang semakin berjalan serta adanya dukungan dari kepentingan eksternal.
Kepentingan eksternal yang dimaksud berkaitan dengan investor dan stakeholder internasional yang mengarahkan perusahaan untuk intensif menerapkan konsep ESG dalam operasionalnya.
Ia mencontohkan, pada pembahasan G-20 yang dihelat di Bali kemarin, salah satu yang menjadi bahasan adalah mengenai ekonomi hijau. Seperti diketahui, ekonomi hijau merupakan salah satu poin yang jadi acuan bagi konsep keberlanjutan perusahaan.
Roy menambahkan bahwa menerapkan ESG pada operasional perusahaan akan membawa banyak manfaat bagi perusahaan. Menurut Riset Mckinsey, keuntungan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan revenue, cost reduction dan sense of purpose dari para pegawai.
"Dari segi pertumbuhan revenue karena menemukan hal baru dan bisnis baru yang sustain. Cost reduction terutama di bidang energi juga bisa lebih diperhatikan," ujar pria yang merupakan alumni FMIPA IPB itu.
"Dari pegawainya semakin merasa menjadi sense of purpose jadi perusahaan yang akan memberi semangat dan motivasi yang lebih baik. Karena governancenya baik, maka alokasi dari dana dan manajemen aset tentunya akan lebih baik," tambahnya.
5 Pilar Penting ESG
Kala menerapkan ESG pada perusahaan, tentunya akan banyak tantangan yang dihadapi. Menyikapi hal tersebut, Roy menyarankan perusahaan bisa mengatasinya dengan terus membangun kapasitas, baik untuk menghadapi tantangan internal maupun internal.
Untuk melakukan hal tersebut, guru besar kelahiran 1982 ini menyebut ada 5 pilar utama yang harus menjadi tumpuan.
Pilar pertama yang yang harus didirikan berkaitan dengan human capital, disusul dengan organisasi sebagai pilar kedua.
"Supaya perusahaan makin sadar dan berkomitmen dalam menerapkan dan menjalankan konsep ini secara step by step," ujarnya.
Pilar ketiga berkaitan dengan infrastruktur. Artinya dengan ini, hardware perusahaan harus menyesuaikan konsep ESG.
Kemudian pilar keempat terletak pada strategi pengembangan bisnis. Ini bertujuan supaya kedepannya perusahaan bisa mengintegrasikan ESG dengan circular economy.
Terakhir, pilar kelima berkaitan leadership. Ini memungkinan setiap orang yang ada dalam perusahaan akan lebih punya komitmen dan dituangkan dalam action yang nyata.
"Jika semua itu dilakukan maka akan terbentuk culture yang merangkul ESG . Ini kemudian menjadi DNA perusahaan tersebut dan dijalankan di seluruh sektor perusahaan," kata Roy.