
Musim Corona, Kalsel Tetap Surplus Beras hingga 800 Ribu Ton
STARBANJAR- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikulutra Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, memastikan bahwa kondisi ketahanan pangan di Banua tetap aman meski dihantam Pandemi Virus Corona (Covid-19).
Banjar Update
STARBANJAR- Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulutra Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, memastikan bahwa kondisi ketahanan pangan di Banua tetap aman meski dihantam Pandemi Virus Corona (Covid-19).
Syamsir mengacu realisasi produksi beras di Kalsel yang sampai saat ini sudah mencapai 1,3 juta ton. Sementara, target pemerintah pusat sendiri 1,7 juta ton.
"Masih ada ada 400 ribu ton yang akan dikerjakan selama 3 bulan kedepan. Jika berjalan sesuai rencana, kita akan kembali menyelenggarakan panen raya di bulan Desember," jelas saat dikunjungi starbanjar di ruang kerja, belum lama tadi.
Pencapaian 1,3 juta ton tersebut merupakan hasil sumbangsih dari petani seluruh daerah di Kalimantan Selatan. Dengan penyumbang produksi tertinggi berada di Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut serta Kabupaten Tapin.
Syamsir menjelaskan bahwa ada 4,3 juta jiwa orang yang tinggal di Kalsel. Kebutuhan beras mereka selama 1 tahun cuma 400 ribu ton. Jika diolah dari 1,7 juta ton padi target produksi pemerintah pusat tadi menjadi beras, maka tersisa 1,2 juta ton beras. Masih tersisa beras sebanyak 800 ribu ton.
"Kalimantan Tengah itu pangannya masih bergantung kepada kita, begitu juga dengan Kalimantan Timur. Kalteng itu mengambil beras dari Kabupaten Banjar dan Barito Kuala, kalo Kalteng mengambil beras dari Kabupaten Balangan, Tapin, dan Hulu Sungai Tengah," jelasnya.
Adapun varietas padi yang ditanam di Kalsel cukup beragam. Namun, secara garis besar dibedakan menjadi beras lokal dan beras unggul. Syamsir mengatakan beras lokal ini merupakan beras yang biasanya diperjual belikan sekitaran Kalsel, yakni Kalteng dan Kaltim.
Menurutnya, beras ini digemari karena orang kalsel dan provinsi tetangga memiliki selera yang sama dalam konsumsi beras. Sementara
beras unggul adalah beras yang di ekspor keluar daerah kalimantan. Sasaran pasarnya, kata Syamsir, berada di pulau jawa.
Di sisi lain, Syamsir mengungkap bahwa kalsel memiliki lahan seluas 531.000 hektare untuk menghasilkan beras. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan kalsel sebagai provinsi yang akan menopang ibu kota Indonesia yang baru di Penajam Paser, Kalimantan Timur.
"Kita harus bekerja sama mengembangkan pertanian di kalimantan selatan karena kita ibukota pindah ke Penajam, maka kitalah yang akan membantu ibu kota tersebut," tutupnya.