
Nasib UMKM di Kalsel Saat Pandemi Covid-19: Turun Omzet hingga Gulung Tikar
Pandemi virus corona (Covid-19) menghantam keras roda bisnis UMKM di Kalimantan Selatan. Tak sedikit pengusaha kecil dan menengah yang mengalami penurunan omzet. Bahkan, sebagian lagi terpaksa mesti menutup usaha hingga gulung tikar akibat kondisi genting ini.
Ekonomi dan Bisnis
Pandemi virus corona (Covid-19) menghantam keras roda bisnis UMKM di Kalimantan Selatan. Tak sedikit pengusaha kecil dan menengah yang mengalami penurunan omzet. Bahkan, sebagian lagi terpaksa mesti menutup usaha hingga gulung tikar akibat kondisi genting ini.
Kondisi demikian diakui oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel, Gustafa Yandi. Mengacu data pihaknya, ia berkata ada 325.000 usaha mikro yang mengalami penurunan omzet secara drastis.
"Dari angka itu, ada 1070 yang telah menutup usahanya. Serta ada 101 atau 10 persen yang dagangannya gulung tikar," kata Yandi kepada wartawan starbanjar, belum lama tadi.
Ditanya sektor mana yang paling terimbas, Yandi menyebut industri pengolahan makanan, perdagangan, serta konstruksi paling banyak terdampak dalam pandemi ini.
Ia menerangkan, sejauh ini Dinas Koperasi dan UMKM sudah melakukan berkoordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat untuk mengurai dan mencari solusi atas permasalahan ini.
"Kita koordinasikan ke Kementerian Koperasi dan UKM, kita juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia, OJK, Direktorat Jenderal Perbendaharaan karena disitu terkait masalah pinjaman seperti KUR, MEKAR, dan sebagainya," bebernya.
Sebagai langkah jangka pendek, saat ini Dinas Koperasi dan UMKM membuat kebijakan berdasarkan data yang dimiliki dengan cara memasarkan produk UMKM secara online.
“Kebijakan yang coba kami usulkan dari APBD adalah bekerja sama dengan para driver gojek online dan kami akan menggratiskan ongkos kirim untuk produk UMKM," terangnya.