
Pandemi Covid-19, Pasien Gangguan Mental RSJ Sambang Lihum Dipastikan Tak Bertambah Signifikan
Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, dr. IBG Dharma Putra, memastikan tak ada peningkatan jumlah pasien gangguan mental yang begitu signifikan selama masa Pandemi Covid-19 ini.
Banjar Update
STARBANJAR- Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, dr. IBG Dharma Putra, memastikan tak ada peningkatan jumlah pasien gangguan mental yang begitu signifikan selama masa Pandemi Covid-19 ini.
Jika dipersentasekan, intensitas perawatan pasien sendiri dari tahun lalu pun menurutnya tidak terjadi peningkatan berarti. Pihak RSJ Sambang Lihum, kata Dharma, mencatat jumlah pasien tetap berada pada kisaran angka 80 persen.
"Kalau perawatan (pasien) itu sendiri tidak terlalu berbeda ya, jadi pemanfaatan rumah sakit ini diatas 80% ya dikisaran angka 83% - 85% dengan hitungan satu orang menjalani perawatan sebanyak 25 hari lamanya," kata Dharma saat ditemui Starbanjar, Senin (26/10/2020).
Namun demikian, ia mengakui perubahan perilaku pada masa pandemi menjadi salah satu faktor terjadinya peningkatan tren gangguan mental. Hanya saja, menurut Dharma, orang cenderung masih takut berobat ke RSJ karena dianggap 'orang gila'.
"Semua orang harus menerapkan phsyical distancing dan sosial distancing dengan sendirinya, terus jenuh dan sebagainya, ada yang frustasi bahkan depresi. Dan namanya orang depresi itu keluhannya sama seperti penyakit umum seperti sakit kepala, mual/muntah, dan maag," ucap Dharma.
"Jadi, secara teoritis gangguan kejiwaan dimasa pandemi memang terjadi peningkatan tapi secara praktik di rumah sakit jiwa tidak ada peningkatan," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Dharma juga berbagi tips agar kesehatan mental tetap terjaga walaupun sedang berada di masa pandemi sekarang ini.
"Pertama jangan menganggap cuman kita yang punya masalah hidup karena hadirnya pandemi. Dan yang kedua pandemi ini pasti akan berlalu. Pandemi ini bukan hal yang abadi," tandasnya.