Banjar Update
28 Oktober, 2024 16:57 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang cukup terkenal di kalangan masyarakat, apalagi bagi mereka yang mencari instrumen dengan risiko relatif lebih rendah dibandingkan saham.
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan sebagai bentuk pinjaman dari investor. Dalam obligasi, investor akan menerima bunga secara berkala dan pengembalian pokok pinjaman saat jatuh tempo.
Namun sebelum memutuskan untuk membeli obligasi, ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan agar investasi Anda dapat berjalan dengan aman dan memberikan hasil yang optimal. Berikut adalah tips-tips cerdas untuk membeli obligasi.
Sebelum memulai investasi, penting untuk mengetahui bahwa obligasi tidak hanya satu jenis. Terdapat beberapa jenis obligasi yang umum di pasar, di antaranya:
Obligasi pemerintah (Government Bonds)
Diterbitkan oleh pemerintah, biasanya memiliki risiko yang lebih rendah karena dukungan negara. Contohnya adalah Surat Berharga Negara (SBN) di Indonesia.
Obligasi korporasi (Corporate Bonds)
Diterbitkan oleh perusahaan swasta maupun BUMN. Risiko cenderung lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah karena bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan penerbit.
Obligasi ritel
Ditujukan untuk investor individu dengan nilai nominal yang lebih kecil, seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia).
Memahami jenis obligasi akan membantu Anda menyesuaikan pilihan investasi dengan profil risiko dan tujuan finansial.
Tingkat bunga atau kupon obligasi adalah salah satu daya tarik utama dalam investasi ini. Biasanya, kupon diberikan secara berkala, bisa triwulanan atau tahunan. Sebelum membeli obligasi, pastikan untuk membandingkan kupon antar obligasi.
Kupon yang lebih tinggi tentu lebih menguntungkan, namun perhatikan pula faktor risikonya. Obligasi dengan kupon tinggi sering kali memiliki risiko lebih tinggi, terutama untuk obligasi korporasi.
Peringkat kredit dari penerbit obligasi sangat penting untuk dipertimbangkan. Peringkat kredit ini dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Fitch Ratings.
Obligasi dengan peringkat tinggi (misalnya AAA) menandakan bahwa penerbit memiliki kemampuan yang baik untuk melunasi utangnya. Sebaliknya, obligasi dengan peringkat rendah memiliki risiko gagal bayar lebih tinggi.
Sebagai investor, sebaiknya pilih obligasi dengan peringkat kredit yang baik untuk meminimalkan risiko.
Obligasi memiliki jangka waktu atau tenor yang bervariasi, mulai dari beberapa tahun hingga puluhan tahun. Sebelum membeli, tentukan terlebih dahulu kapan Anda membutuhkan uang tersebut kembali.
Jika Anda memiliki kebutuhan jangka pendek, pilihlah obligasi dengan tenor pendek. Namun, jika Anda ingin menanamkan dana untuk jangka panjang, obligasi dengan tenor lebih panjang bisa menjadi pilihan.
Dalam dunia investasi, diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko. Jangan hanya menaruh semua dana Anda dalam satu jenis obligasi. Sebaiknya, pertimbangkan untuk berinvestasi dalam beberapa obligasi dari berbagai jenis dan penerbit. Diversifikasi ini membantu meminimalkan risiko gagal bayar dari satu penerbit obligasi.
Likuiditas obligasi mengacu pada kemudahan dalam menjual kembali obligasi tersebut di pasar sekunder. Beberapa obligasi, terutama obligasi korporasi atau obligasi dengan jangka waktu sangat panjang, mungkin memiliki likuiditas yang rendah, artinya sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo.
Jika Anda memerlukan fleksibilitas dalam mencairkan investasi, pilih obligasi yang likuid, misalnya obligasi pemerintah yang biasanya lebih mudah diperdagangkan.
Membeli obligasi tidak hanya sebatas harga pokok investasi. Anda juga perlu memperhatikan berbagai biaya, seperti biaya transaksi yang dikenakan oleh agen penjual atau platform tempat Anda membeli obligasi.
Selain itu, hasil dari kupon obligasi juga dikenakan pajak. Di Indonesia, pajak penghasilan dari bunga obligasi adalah 10%. Oleh karena itu, hitung baik-baik biaya dan pajak yang harus dibayarkan agar Anda bisa mengetahui hasil bersih dari investasi obligasi.
Salah satu risiko dalam berinvestasi obligasi adalah risiko inflasi. Jika inflasi naik dengan cepat, bunga atau kupon obligasi yang Anda terima mungkin tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan harga-harga di pasar. Hal ini membuat daya beli Anda menurun. Untuk mengantisipasi hal ini, pertimbangkan untuk membeli obligasi yang menawarkan imbal hasil yang cukup tinggi, atau obligasi dengan kupon mengambang yang menyesuaikan dengan tingkat suku bunga.
Suku bunga memiliki pengaruh langsung terhadap harga obligasi. Saat suku bunga naik, harga obligasi biasanya turun, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sebelum membeli obligasi, sebaiknya pantau tren suku bunga yang sedang berlangsung.
Jika Anda memperkirakan suku bunga akan naik, lebih baik menunggu sampai suku bunga stabil untuk mendapatkan obligasi dengan harga yang lebih baik.
Pastikan Anda membeli obligasi melalui platform yang terpercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di Indonesia, obligasi pemerintah ritel seperti ORI dan SBN bisa dibeli melalui mitra distribusi resmi, seperti bank, perusahaan sekuritas, atau platform fintech yang telah bekerja sama dengan pemerintah.
Membeli obligasi bisa menjadi pilihan investasi yang aman dan menguntungkan, terutama bagi investor pemula yang mencari instrumen dengan risiko lebih rendah dibandingkan saham. Namun, seperti investasi lainnya, obligasi juga memiliki risiko.
Dengan memahami jenis obligasi, memperhatikan kupon, melakukan diversifikasi, serta memantau suku bunga dan inflasi, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan cerdas. Jangan lupa, selalu konsultasikan dengan ahli keuangan atau riset lebih mendalam sebelum mengambil keputusan investasi besar.
Dengan panduan ini, Anda diharapkan bisa lebih percaya diri dalam berinvestasi obligasi dan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari instrumen ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 27 Oct 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 28 Okt 2024
Bagikan
Banjar Update
7 jam yang lalu