epala BBPOM di Banjarmasin, Leonard Duma dalam konferensi pers hasil intensifikasi pengawasan pangan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, di Banjarmasin, Senin (10/5/2021). MC Kalsel/tgh
Banjar Update

Selama Ramadan, BPPOM Banjarmasin Temukan Ratusan Produk Kedaluwarsa hingga Tak Berizin

  • BBPOM Banjarmasin menemukan ratusan produk pangan yang bermasalah, baik dari item yang kedaluwarsa hingga tak punya izin edar.
Banjar Update
Redaksi Starbanjar

Redaksi Starbanjar

Author

STARBANJAR- Selama bulan Ramadan dan jelang perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banjarmasin menemukan 123 produk pangan yang bermasalah, baik dari yang kedaluwarsa, kemasan rusak, hingga tak punya izin edar.

Kepala BPPOM Banjarmasin, Leonard Duma, mengatakan ratusan produk ini didapat dari ritel modern, gudang distributor, hingga pasar tradisional.

Kata dia, pihak BPPOM di Banjarmasin pun sudah meminta sederet produk tersebut untuk dimusnahkan dari pasar.

Total temuan produk sebanyak 775 kemasan (123 item) yang terdiri dari 77 (9,94 %) kemasan produk rusak, 227 (29,29 %) kemasan produk kedaluwarsa, dan 471 (60,77) kemasan produk Tanpa Izin Edar (TIE).

"Kita perintahkan dimusnahkan serta pengembalian produk ke pemasok. Serta pembinaan untuk produk tanpa izin edar yang diproduksi oleh industri ruah tangga," ujar Leonard dikutip dari Media Centre Provinsi Kalsel.

Selain mengawasi pangan, BBPOM di Banjarmasin juga melakukan sampling dan pengujian terhadap 110 sampel pangan jajanan buka puasa/takjil dengan hasil sebanyak 12 sampel mengandung bahan berbahaya, seperti Rhodamin B sebanyak 5 sampel, Boraks sebanyak 4 sampel, dan formalin 3 sebanyak sampel.

“Jadi bagi penjual produk pangan yang mengandung bahan berbahaya diberikan pembinaan bersama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya berkomitmen dalam mengawal keamanan Pangan dan melindungi kesehatan masyarakat, sekalipun dalam masa darurat pandemi COVID-19.

Tentunya dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan untuk menjaga petugas, pelaku usaha dan masyarakat dari risiko penyebaran COVID-19.

“Balai Besar POM di Banjarmasin lebih intensif melakukan pendampingan kepada pelaku usaha UMKM dengan sosialisasi, serta Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat,” paparnya.