
Sepi Pembeli, Penjualan BBM di Banjarmasin Anjlok Selama Masa PSBB
Tren penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh para pelaku usaha SPBU di Kota Banjarmasin mengalami penurunan dalam belakangan waktu terakhir. Pemberlakuan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota ini dinilai menjadi salah satu pemicunya.
Banjar Update
STARBANJAR- Tren penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh para pelaku usaha SPBU di Kota Banjarmasin mengalami penurunan dalam belakangan waktu terakhir. Pemberlakuan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota ini dinilai menjadi salah satu pemicunya.
Hal tersebut diutarakan oleh salah satu manajer SPBU yang bernaung dalam PT Surian Muchlis, Arif Inayatullah. SPBU yang ia kelola di Jalan S Parman, Kota Banjarmasin, pun terpantau sepi dari konsumen ketimbang hari-hari biasa.
Menurut dia, penjualan anjlok selama tiga pekan terakhir lantaran banyaknya warga yang enggan keluar rumah selama PSBB.
"Penjualan kita turun sampai 60 persen dari omzet biasanya. Kecuali untuk premium yang masih normal," ungkapnya saat ditemui di kantornya, pada Senin (11/5).
Kata Arif, penjualan juga bertambah merosot lantaran pembatasan jam operasional SPBU yang hanya diperkenankan buka dari pukul 06.00 hingga 17.30 WITA.
Adapun konsumsi BBM yang mengalami penurunan menurutnya terjadi khususnya pada minyak jenis pertalite, dexlite, hingga pertamax. Namun, untuk minyak jenis premium masih normal.
Kendati demikian, ia berkomitmen untuk tidak melakukan PHK terhadap para karyawan. Pihaknya bahkan tetap berupaya menjaga keselamatan dengan mengurangi jam kerja.
Selain itu, SPBU S Parman juga memberikan alat pelindung diri (APD) berupa masker, hand sanitizer, kaca pelindung wajah dan fasilitas cuci tangan di SPBU.
"Cuman kadang mereka pake masker nggak tahan karena di luar panas dan pemakaian kaca pelindung wajah yang mungkin menganggu jadi kadang dilepas, cuma kita imbau untuk sering cuci tangan," tutupnya.
Sebelumnya, kondisi yang dirasakan Arif Inayatullah juga diakui oleh Dewan Pengurus Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (DPP) Hiswana Migas. Penurunan penjualan di skala nasional berkisar dari 20 hingga 70 persen.
Dari data DPP Hiswana Migas, Jumlah SPBU di Indonesia sebanyak 7.000 tempat. Masing-masing SPBU jumlah karyawan/operatornya sebanyak 20 orang. Sehingga total pekerja secara nasional mencapai 140.000 orang.
"Kami berharap dan berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Saat ini untuk bisa bertahan usahanya sudah bagus," kata Ketua Umum DPP Hiswana Migas Rachmad Muhamadiyah.