Banjar Update
04 Juni, 2024 10:47 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Meskipun dihadapkan dengan blokade ekonomi dari Amerika Serikat selama beberapa dekade, Kuba ternyata tetap bisa berhasil menjaga sistem kesehatannya tetap maju dan tangguh.
Kuba memiliki rasio dokter dan perawat yang tinggi per kapita. Itu artinya ada lebih banyak tenaga medis tersedia untuk setiap individu dalam populasi.
Hal ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan kesehatan, tetapi juga memungkinkan perawatan yang lebih intensif dan personal.
Selain itu, Kuba memiliki program yang kuat untuk melatih tenaga medis di dalam negeri, menciptakan pasokan yang berkelanjutan dari profesional kesehatan yang berkualitas tinggi.
Lebih dari itu, Kuba juga mengirim banyak tenaga medis ke negara-negara lain, terutama di negara-negara berkembang, sebagai bagian dari misi kemanusiaan mereka untuk membantu memperbaiki sistem kesehatan di tempat-tempat yang membutuhkan.
Tindakan ini tidak hanya memperluas pengaruh Kuba dalam diplomasi kesehatan global, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di negara-negara yang menerima bantuan medis dari Kuba.
Dalam kondisi sulit ini, dilansir dari berbagai sumber berikut adalah faktor-faktor utama yang telah berkontribusi terhadap kesuksesan sistem kesehatan Kuba.
Kuba telah memprioritaskan program vaksinasi universal yang tinggi sebagai bagian dari strategi utama dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Dengan menjangkau sebanyak mungkin individu di berbagai kelompok usia, negara ini berhasil melindungi warganya dari penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi, seperti cacar air, campak, dan polio.
Selain itu, sistem klinik keluarga yang diimplementasikan di Kuba memberikan akses mudah dan terjangkau ke perawatan kesehatan preventif dan dasar bagi semua warga.
Melalui klinik-klinik ini, masyarakat dapat mendapatkan layanan kesehatan secara rutin tanpa kesulitan akses atau biaya yang tinggi.
Pendidikan kesehatan yang kuat juga merupakan pilar penting dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi gaya hidup sehat di Kuba.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan, termasuk vaksinasi dan praktik kebersihan, Kuba telah berhasil mengurangi angka penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kualitas hidup warganya secara keseluruhan.
Melalui implementasi sistem klinik keluarga, Kuba memberikan akses mudah dan terjangkau ke perawatan kesehatan preventif dan dasar bagi semua warga.
Klinik-klinik di Kuba tidak hanya memberikan layanan kesehatan rutin, tetapi juga menjadi pusat pendidikan kesehatan bagi masyarakat, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan penyakit dan praktik gaya hidup sehat.
Dengan demikian, Kuba berhasil mengurangi angka penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kualitas hidup warganya secara menyeluruh, membuktikan kesuksesan strategi kesehatannya yang berfokus pada pencegahan dan aksesibilitas.
Kuba terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan medis, meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya yang signifikan.
Dengan fokus yang kuat pada bioteknologi dan vaksin, negara ini telah mencapai kemajuan luar biasa yang diakui secara global.
Misalnya, Kuba berhasil mengembangkan berbagai vaksin inovatif, termasuk vaksin untuk kanker paru-paru dan meningitis B, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi penduduk domestik tetapi juga diakui dan diadopsi oleh komunitas internasional.
Keberhasilan ini didorong oleh dedikasi para ilmuwan Kuba dan pendekatan sistematis pemerintah dalam memprioritaskan sektor kesehatan.
Kuba telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memberikan bantuan medis internasional, terutama dalam situasi darurat dan krisis kesehatan global.
Setelah gempa bumi yang menghancurkan Haiti pada tahun 2010, Kuba mengirim tim medis terbesar yang terdiri dari lebih dari 1.000 dokter dan perawat untuk membantu pemulihan dan penyelamatan korban di negara tetangga tersebut.
Selama epidemi Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014-2016, Kuba kembali menunjukkan solidaritas globalnya dengan mengirim ratusan dokter dan perawat ke Guinea, Liberia, dan Sierra Leone untuk membantu memerangi salah satu wabah paling mematikan di abad ini.
Pada tahun 2017, ketika Badai Irma dan Maria melanda Karibia, Kuba mengirim tim medis ke Kuba, Dominika, dan Antigua dan Barbuda untuk memberikan bantuan medis dan mendukung upaya penyelamatan serta rehabilitasi pascabencana.
Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, Kuba tidak hanya mengirim tim medis ke berbagai negara untuk membantu memerangi virus, tetapi juga mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri yang dikenal dengan nama Abdala.
Vaksin ini tidak hanya digunakan secara domestik tetapi juga disumbangkan ke negara-negara lain yang membutuhkan, menunjukkan komitmen Kuba terhadap kesehatan global dan solidaritas internasional.
Dari gempa bumi hingga pandemi, Kuba terus memainkan peran penting dalam bantuan medis internasional, membuktikan bahwa dedikasi dan kemanusiaan dapat mengatasi keterbatasan sumber daya.
Meskipun mengalami kesulitan ekonomi dan embargo yang berkepanjangan, Kuba menunjukkan bahwa komitmen terhadap penelitian medis dan bioteknologi dapat menghasilkan pencapaian besar yang bermanfaat bagi kesehatan global.
Meskipun blokade ekonomi telah memberikan tantangan besar bagi sistem kesehatan Kuba, termasuk kekurangan obat-obatan dan peralatan medis serta keterbatasan perjalanan bagi tenaga medis, negara ini tetap memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi kepada rakyatnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 28 May 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 04 Jun 2024
Bagikan
Banjar Update
5 jam yang lalu