
Tahun 2020, BEI Target Jumlah Investor Kalsel Capai 17 Ribu
Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan memasang target pertumbuhan investasi yang cukup signifikan pada tahun 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, sebagai patokan, pihak BEI memprediksi akan ada penambahan 6 ribu investor hingga akhir tahun nanti.
Ekonomi dan Bisnis
Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan memasang target pertumbuhan investasi yang cukup signifikan pada tahun 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, sebagai patokan, pihak BEI memprediksi akan ada penambahan 6 ribu investor hingga akhir tahun nanti.
***
Kepala BEI Kalsel, Yuniar, membeberkan penambahan investor ini dipatok berasal dari Kota Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura. Tiga wilayah ini disebut menjadi daerah yang potensial untuk pertumbuhan investasi ketimbang daerah lain.
"Saat ini baru ada 11 ribu investor. Sementara target kita ada penambahan 6 ribu investor, sehingga pada akhir tahun mencapai 17 ribu," kata Yuniar ketika memberikan paparan di Workshop Wartawan BEI Kalsel bertajuk 'Dorong Perkembangan Investor Pasar Modal di Kalimantan Selatan', Selasa (25/2/2020).
Untuk memaksimalkan pertumbuhan investasi ini, pihaknya pun akan lebih mendorong sekolah pasar modal (SPM) lebih digencarkan. Program literasi ini menurut Yuniar efektif menggaet calon investor.
“Dari beberapa kegiatan kita, bahkan kegiatan inklusi 100% ada Sekolah Pasar Modal (SPM). Jadi ditahun ini kita gencarkan SPM, diperiode sebelumnya diselenggarakan hari sabtu, ditahun ini kita selenggarakan hari minggu sebanyak 8 kali. Untuk SPM non reguler yang mana kita kerjasama dengan pihak kampus, selain kita mendorong teman-teman sekuritas mengadakan sekolah pasar modal,” kata Yuniar.
Selain menggelar SPM, pihak BEI Kalsel juga meminta para jurnalis untuk mendorong pertumbuhan investasi di Banua lebih maksimal. Caranya, dengan memberikan informasi yang benar ihwal istilah-istilah pasar modal.
"Mudah-mudahan dengan acara workshop ini, rekan-rekan wartawan bisa lebih memberitakan tentang pasar modal. Juga jargon atau istilah terkait pasar modal. Karena memang pasar modal ini tingkat literasi kita masyarakat Indonesia terutama di Kalimantan Selatan masih rendah,” ujarnya.