Banjar Update
29 Februari, 2024 14:59 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Narkolepsi adalah suatu kondisi yang dapat mengganggu sistem saraf. Kondisi tersebut yang menyebabkan jam tidur jadi tidak normal sehingga memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Seseorang yang mengalami narkolepsi akan kesulitan untuk tetap terjaga dalam waktu yang lama, terlepas keadaannya. Selain itu, narkolepsi juga kondisi kronis yang bersifat langka.
Gangguan narkolepsi dapat memengaruhi sekitar 1 hingga 2.000 orang. Gejala narkolepsi dapat bermula antara usia 10 hingga 25 tahun.
Akan tetapi, sayangnya kondisi narkolepsi sering sulit untuk dikenali dan kerap mengalami misdiagnosis.
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, narkolepsi adalah suatu gangguan pada sistem saraf yang menimbulkan rasa kantuk secara berlebihan pada siang hari bahkan bisa tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat.
Tentu saja, kondisi narkolepsi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari tapi juga membahayakan penderitanya.
Biasanya, narkolepsi disertai dengan gejala lainnya seperti sleep paralysis, halusinasi, dan katapleksi yaitu kelemahan atau kehilangan kendali yang terjadi di otot wajah, leher, dan lutut.
Penyebab dari narkolepsi sendiri masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, sebagian besar penderita narkolepsi cenderung memiliki kadar hipokretin yang rendah.
Hipokretin sendiri adalah zat kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur. Tidak hanya itu, narkolepsi juga dapat dipengaruhi oleh penyakit yang merusak bagian otak penghasil hipokretin, seperti tumor otak, cedera kepala, ensefalitis, dan multiple sclerosis.
Selain penyakit-penyakit seperti di atas, terdapat beberapa faktur yang meningkatkan risiko munculnya narkolepsi, yaitu:
Gejala narkolepsi dapat muncul dalam beberapa minggu atau berkembang secara perlahan
selama bertahun-tahun. Berikut beberapa gejala narkolepsi yang umum terjadi, seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes.
Penderita narkolepsi selalu mengantuk pada siang hari, sulit untuk tetap terjaga, dan sulit berkonsentrasi.
Serangan tidur menyebabkan penderita narkolepsi tertidur di mana saja dan kapan saja secara tiba-tiba. Jika kondisi narkolepsi tidak terkendali, serangan tidur bisa berlangsung selama beberapa kali dalam sehari.
Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai dan rahang turun, serta bicara cadel.
Kondisi ini dapat terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti terkejut, marah, senang, atau tertawa. Penderita biasanya mengalami serangan katapleksi 1-2 kali dalam setahun.
Kondisi ini terjadi ketika penderita tidak mampu bergerak atau berbicara saat hendak terbangun atau mulai tertidur.
Penderita narkolepsi kadang dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, terutama saat akan tidur atau bangun tidur.
Selain gejala umum tersebut, narkolepsi juga dapat disertai gejala lainnya, seperti gangguan ingatan, sakit kepala, depresi, keinginan untuk makan secara berlebihan, serta munculnya kelelahan ekstrem dan kekurangan energi yang terjadi secara terus-menerus.
Itu tadi penjelasan mengenai kondisi narkolepsi yang ditandai dengan gejala mengantuk berlebihan saat siang hari.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 29 Feb 2024
Bagikan