
Tradisi Libur Sekolah saat Ramadan Sudah Berlangsung Sejak Era Kolonial
- Di Indonesia, bulan Ramadan memang identik dengan tradisi libur sekolah.
Ekonomi dan Bisnis
STARBANJAR- Di Indonesia, bulan Ramadan memang identik dengan tradisi libur sekolah. Dari TK hingga perguruan tinggi, aktivitas belajar mengajar ditiadakan baik sejak awal puasa hingga menjelang hari raya, agar para pelajar fokus melakukan kegiatan keagamaan.
Namun, tahukah kamu bahwa tradisi ini mulanya muncul semasa era kolonial? Sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Mansyur, mencatat hal ini.
Mansyur bilang, langkah ini merupakan usulan dari Dr N Adriani selaku Penasehat Urusan Bumiputra. Dr Adriani sangat memperhatikan umat Islam.
"Ketika itu dan memberi saran kepada Directuur Dienst der Onderwijs, Eeredienst an Nijverheid (Kepala Departemen Pendidikan, Keagamaan dan Kerajinan) untuk meliburkan sekolah-sekolah," ujar Mansyur.
Usulan ini lantas disetujui. Sekolah seperti HIS (Holllandsch-Inlandsch School), HBS (Hogere Burger School), AMS (Algemeene Middelbare School), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan lainnya diliburkan karena mayoritas muridnya beragama Islam.
Ketika masa libur, anak-anak menghabiskan aktivitasnya untuk melakukan banyak kegiatan seperti membantu orangtua, memancing ikan, shalat di masjid, mengaji, dan lebih banyak fokus terhadap kegiatan keagamaan.
Tidak jauh berbeda dengan kondisi di Borneo bagian selatan. Pada awal abad ke-20 tersebut di Banjarmasin sudah terdapat HIS (Hollands Inlandse School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang berbahasa Belanda.
HIS awalnya dibuka di Banjarmasin tahun 1913 dan MULO juga di Banjarmasin tahun 1928. terdapat pula dua buah HIS di Banjarmasin, sebuah Neutrale Hollands Inlandse School, sebuah HIS di Kandangan dan sebuah HIS di Amuntai.
Selain itu terdapat sekolah Islam, seperti Madrasah Persatuan Perguruan Islam (PPI), Madrasah Syarikat Islam seperti Particuliere Hollands Inlandse School (PHIS) di Marabahan, Madrasah Musyawaratutthalibin, Sekolah-sekolah Muhammadiyah, Madrasah Darussalam di Martapura, hingga Arabische School dan Normal Islam di Amuntai.
Diperkirakan kebijakan masa Bulan ramadhan (puasa) di sekolah tersebut, tidak jauh berbeda dengan kebijakan sekolah di Hindia Belanda umumnya. Para siswa diliburkan pada Bulan Ramadhan sehingga banyak digunakan siswa untuk kegiatan keagamaan.