Trump Ultimatum Panama Soal Terusan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

25 Desember, 2024 13:50 WIB

Penulis:Redaksi Starbanjar

Editor:Ahmad Husaini

Karyawan Terusan Panama Bekerja di Ruang Kering di Jalur Barat Pedro Miguel
Karyawan Terusan Panama Bekerja di Ruang Kering di Jalur Barat Pedro Miguel (Reuters/Aris Martinez)

STARBANJAR - Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan merebut kembali Terusan Panama karena menganggap tarif penggunaannya terlalu mahal.

Namun, Presiden Panama menolak mentah-mentah klaim Donald Trump. 

Mengenal Terusan Panama?

Terusan Panama adalah jalur air penting yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, mempersingkat perjalanan kapal hingga 13.000 kilometer dibandingkan harus mengelilingi ujung selatan Amerika Selatan.

Terusan sepanjang 82 kilometer ini melintasi negara Panama di Amerika Tengah. Tahun lalu, hampir 10.000 kapal melewati terusan ini, membawa lebih dari 423 juta ton barang, mulai dari makanan hingga produk industri. 

Jalur ini juga menjadi rute utama perdagangan utama antara Asia Timur Laut dan pantai timur Amerika Serikat.

Amerika Serikat merupakan pengguna terbesar Terusan Panama. Paman Sam menyumbang tiga perempat dari total kargo yang melintasi terusan setiap tahun, diikuti oleh Tiongkok sebagai pengguna kedua terbesar.

Siapa Pemilik Terusan Panama?

Terusan Panama sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah Panama melalui lembaga khusus, Otoritas Terusan Panama, sejak tahun 1999.

Awalnya, AS yang membangun dan mengelola terusan ini sejak tahun 1904 setelah membantu Panama meraih kemerdekaan dari Kolombia. 

Terusan ini dibuka pada 1914 dan menjadi jalur penting bagi pengiriman kargo dan kapal perang AS.

Namun, kontrol AS atas terusan ini sempat memicu ketegangan dengan masyarakat Panama, termasuk protes besar pada 1964 yang menewaskan 28 orang. Peristiwa itu mempercepat keputusan AS untuk menyerahkan terusan ini kepada Panama.

Pada 1977, Presiden AS Jimmy Carter menandatangani perjanjian dengan pemimpin Panama, Omar Torrijos, untuk menyerahkan kendali penuh kepada Panama secara bertahap. Proses itu selesai pada 31 Desember 1999.

Apa yang Diinginkan Trump?

Trump menuntut Panama untuk mengembalikan terusan ini kepada AS jika tidak mengelola jalur tersebut dengan “cara yang wajar”.

Trump mengeluhkan tarif transit yang dianggapnya terlalu mahal dan memberatkan pemerintah, angkatan laut, serta bisnis AS.

"Tarif yang dikenakan Panama benar-benar tidak masuk akal. Penipuan terhadap negara kita ini harus segera dihentikan," kata Trump.

Dalam beberapa tahun terakhir, tarif penggunaan Terusan Panama memang meningkat akibat kekeringan parah yang dipicu oleh perubahan iklim. 

Kekeringan ini mengurangi kapasitas terusan, sehingga jumlah kapal yang melintas turun dari 36 kapal menjadi 22 kapal per hari pada akhir 2023. 

Hal ini memaksa beberapa kapal menunggu berminggu-minggu atau membayar hingga $4 juta (sekitar Rp64 miliar) untuk memotong antrean.

Meskipun otoritas terusan telah meningkatkan kapasitas transit pada 2024, mereka akan menaikkan tarif lagi pada Januari 2025. 

Presiden Panama, José Raúl Mulino, menegaskan bahwa tarif tersebut tidak berlebihan dan sesuai dengan biaya operasional.

Trump juga menyatakan kekhawatiran terusan ini jatuh ke "tangan yang salah," mengisyaratkan pengaruh Tiongkok.

Bukan tanpa alasan, Trump menuding sebuah perusahaan asal Hong Kong memang mengelola dua dari lima pelabuhan di sekitar terusan, tetapi Presiden Mulino menegaskan bahwa Panama memiliki kontrol penuh atas wilayah tersebut.

"Setiap jengkal Terusan Panama adalah milik Panama, dan akan tetap demikian," tegas Mulino dalam pernyataan video.

Sumber: The Guardian