Bagikan:
JAKARTA - Isu soal inflasi dan stagflasi tampaknya selalu jadi perbincangan banyak orang. Tidak dapat dipungkiri jika masyarakat banyak yang khawatir akan hal tersebut karena inflasi dan stagflasi bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari Anda.
Misalnya, ketika Anda ingin membeli camilan seperti gorengan dengan uang lima ribu rupiah, jumlah makanan yang dapat dibeli berkurang setiap tahunnya. Jika tahun lalu Anda bisa mendapatkan lima buah, sekarang mungkin Anda hanya bisa memperoleh empat buah gorengan bahkan ukurannya semakin mengecil. Pengurangan jumlah makanan yang dapat dibeli menunjukkan adanya kenaikan harga.
Seperti yang dilansir dari laman resmi OJK, secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sementara stagflasi berasal dari kata stagnan dan inflasi, yang diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang terus melambat disertai dengan kenaikan harga secara terus menerus.
Dampak inflasi dan stagflasi yang dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu menurunkan daya beli masyarakat dan meningkatkan angka pengangguran. Lalu apa yang dapat Anda lakukan untuk mengantisipasi dampak inflasi dan stagflasi?
Anda dapat mengatasi kondisi inflasi dan stagflasi dengan cara menata keuangan Anda. Berikut penjelasannya.
Timbulnya kenaikan harga dapat Anda antisipasi dengan mengatur ulang pos keuangan. Anda bisa memulainya dengan memisahkan pos kebutuhan dan keinginan. Anda juga perlu berhemat dengan menunda pembelian barang yang tidak mendesak, tentunya akan lebih baik melakukan belanja atau konsumsi ketika kondisi ekonomi telah membaik.
Selain lebih berhemat, Anda dapat mencoba untuk mencari penghasilan tambahan di luar pendapatan utama. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan berbisnis memanfaatkan platform online atau melakukan hustle job yang bisa disesuaikan dengan hobi Anda.
Anda perlu menyiapkan dana darurat, yaitu dana khusus yang dialokasikan untuk kebutuhan tidak terduga. Dana darurat ini dapat Anda manfaatkan untuk mengantisipasi hal buruk yang bisa terjadi di masa stagflasi seperti pemotongan gaji bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Bagi Anda yang masih lajang atau belum menikah, Anda dapat menyiapkan dana darurat setidaknya 6 kali biaya hidup per bulan atau 12 kali biaya hidup per bulan bagi yang telah berkeluarga dan memiliki tanggungan.
Inflasi diketahui mampu mengurangi nilai riil uang. Oleh karena itu, penting untuk melakukan investasi mulai dari sekarang. Anda dapat memilih instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih besar dari tingkat inflasi.
Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko tersendiri. Oleh karena itu, pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda dan perhatikan kondisi likuiditas keuangan Anda. Hindari menempatkan seluruh uang Anda pada instrumen investasi berisiko tinggi karena kondisi inflasi dan stagflasi membuat perekonomian cenderung tidak pasti.
Itu tadi beberapa cara mengelola keuangan Anda untuk menghadapi kondisi inflasi dan stagflasi.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 11 Jun 2024