Bagikan:
JAKARTA – Pada malam 31 Desember 2024 hingga pagi 1 Januari 2025, masyarakat di berbagai negara akan merayakan datangnya tahun baru. Meski merayakan tahun baru yang sama, ternyata setiap masyarakat di berbagai negara tidak selalu merayakannya dengan cara yang serupa.
Berdasarkan informasi dari Afar dan Time Magazine, berikut adalah beberapa tradisi Tahun Baru yang unik dari berbagai belahan dunia. Yuk, simak!
Orang Spanyol merayakan Tahun Baru dengan memakan 12 buah anggur, satu untuk setiap dentang jam yang menandai tengah malam, yang dipercaya akan membawa keberuntungan di tahun mendatang.
Para peraya biasanya makan jenis anggur tradisional yang berkulit tipis dan berwarna hijau pucat, yang dipanen pada akhir November atau Desember. Tradisi ini sudah berlangsung lebih dari satu abad.
Di Filipina, perayaan Tahun Baru menampilkan benda-benda bulat, karena dipercaya bahwa bentuk bulat melambangkan kemakmuran.
Setiap rumah tangga memilih 12 buah bulat untuk mewakili setiap bulan dalam setahun. Orang-orang juga mengisi saku mereka dengan koin, atau meletakkannya di meja untuk menarik kekayaan, dan mengenakan pakaian bermotif polkadot untuk membawa keberuntungan.
Mengenakan pakaian putih pada Malam Tahun Baru telah lama menjadi tradisi yang berakar dari Afrika, karena melambangkan kedamaian dan penyucian spiritual. Di Brasil, Festa de Lemanjá berlangsung pada malam ini untuk merayakan dewi laut Afro-Brasil, Lemanjá.
Puncak acara ini adalah ketika semua orang—yang berpakaian putih—berlari ke laut tepat tengah malam untuk melompati tujuh ombak. Setiap ombak dan lompatan melambangkan permohonan berbeda yang diajukan oleh perenang kepada orixá atau dewa tertentu. Bisa dianggap seperti resolusi atau harapan Tahun Baru.
Di Meksiko, ada tradisi yang dilakukan pada Malam Tahun Baru untuk mendatangkan tahun yang penuh dengan perjalanan dan pengalaman baru. Orang-orang akan berjalan-jalan sambil membawa koper kosong atau meletakkannya di tengah ruangan lalu mengelilinginya.
Beberapa orang bahkan melakukan satu putaran penuh di sekitar blok rumah mereka dengan koper kosong tersebut. Tradisi ini juga dilakukan di beberapa negara Amerika Latin lainnya.
Di Kuba, orang-orang secara simbolis mengumpulkan semua roh jahat dan energi negatif dari 365 hari terakhir dan membuangnya langsung ke luar pintu depan. Tidak jarang melihat ember penuh air kotor dilempar keluar dari rumah-rumah saat hitungan mundur menuju tengah malam.
Tradisi Tahun Baru di Jepang memiliki fokus yang penuh makna. Shōgatsu (Tahun Baru) biasanya dirayakan dengan mengunjungi kuil setempat untuk menukarkan jimat keberuntungan tahun lalu (omamori) dengan yang baru.
Setelah itu, orang-orang akan menikmati makanan tradisional Tahun Baru, seperti udang (yang dipercaya membawa umur panjang) dan telur ikan haring (untuk meningkatkan kesuburan).
Orang Irlandia memiliki beberapa tradisi Tahun Baru, seperti memukul dinding luar rumah dengan roti untuk mengusir sial dan roh jahat serta memulai tahun dengan rumah yang bersih dan terawat. Namun, salah satu yang paling terkenal adalah menyediakan satu piring tambahan di meja makan untuk mengenang orang terkasih yang telah meninggal pada tahun sebelumnya.
Podariko, sebuah tradisi Yunani yang kira-kira berarti langkah baik, bertujuan untuk membawa keberuntungan di awal tahun. Sebelum liburan, keluarga akan menggantung delima di pintu rumah mereka, yang dianggap sebagai simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kesubura.
Kemudian, pada Malam Tahun Baru tepat sebelum tengah malam, semua orang akan mematikan lampu dan meninggalkan rumah sehingga seseorang yang dianggap pembawa keberuntungan dapat menjadi orang pertama yang masuk kembali ke rumah, dengan langkah kaki kanan terlebih dahulu. Jika dilakukan dengan benar, ini diyakini membawa keberuntungan bagi keluarga sepanjang tahun.
Setelah itu, orang kedua akan mengambil buah delima dengan tangan kanan mereka dan menghancurkannya di pintu. Semakin banyak biji delima yang tumpah, semakin banyak keberuntungan yang akan datang di tahun baru.
Jutaan orang Amerika berkumpul di sekitar televisi mereka (atau di jalan-jalan Times Square, meskipun suhu beku) untuk menyaksikan bola turun pada detik-detik tengah malam setiap tahun.
Dimulai pada tahun 1907 untuk menyambut Januari 1908, pemilik New York Times, Adolph Ochs, menciptakan acara ini untuk menarik perhatian ke markas baru Times, dan sejak saat itu menjadi tontonan tahunan dan salah satu perayaan Malam Tahun Baru yang paling populer.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 29 Dec 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Des 2024