Bagikan:
JAKARTA - Elon Musk, pemilik X yang sebelumnya disebut Twitter, mengumumkan adanya perubahan fitur blokir yang akan datang. Dalam pemberitahuan tersebut, Elon Musk menyatakan bahwa akun yang diblokir masih bisa melihat postingan publik pengguna. Pembaruan ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga memiliki keterbatasan tertentu. Seperti yang dilansir dari HT Tech, Elon Musk mengonfirmasi pada hari Senin bahwa meskipun akun yang diblokir tidak lagi dapat berinteraksi dengan postingan pengguna, mereka tetap bisa melihatnya.
Secara tradisional, fitur blokir dihadirkan untuk menciptakan penghalang antara pengguna dan akun yang ingin pengguna hindari. Namun, pendekatan ini sering kali kurang efektif karena akun yang diblokir masih bisa berinteraksi secara tidak langsung.
Pembaruan baru ini berusaha mengubah hal tersebut dengan mencegah pengguna yang diblokir untuk mengomentari postingan, namun tetap mengizinkan mereka melihat konten publik. Menurut Elon Musk, yang dilaporkan oleh The Verge, menjelaskan bahwa memblokir akun akan membatasi kemampuan interaksi mereka, tetapi tidak membatasi akses mereka terhadap postingan publik.
Saat ini, ketika pengguna memblokir akun di X, platform akan menampilkan pesan "Anda diblokir" atau ‘You’re Blocked. Sistem ini juga membatasi akun yang diblokir dari melihat daftar pengikut, media, dan akun yang diikuti.
Dengan pembaruan yang akan datang, Elon Musk berencana untuk lebih membatasi cara akun yang diblokir berinteraksi dengan profil pengguna. Sebelumnya, pengguna bisa menghindari batasan ini dengan membuat akun baru, namun perubahan yang diharapkan akan menutup celah ini.
Seperti yang telah diketahui, Elon Musk memiliki sejarah menyuarakan ketidakpuasan dengan mekanisme blokir yang ada di platform. Tahun lalu, dia menyatakan bahwa tombol blokir tidak efektif, dan menyarankan agar fungsi mute yang lebih kuat diperkenalkan. Dia bahkan mengusulkan agar kemampuan memblokir akun dihilangkan, kecuali dalam kasus pesan langsung (direct messaging).
Dalam perkembangan terkait, sistem verifikasi X juga mendapatkan perhatian. Uni Eropa menyuarakan kekhawatiran tentang proses verifikasi "centang biru", dengan menyatakan bahwa sistem tersebut bisa disalahgunakan oleh aktor jahat.
Margrethe Vestager, kepala kompetisi Uni Eropa, mengkritik sistem ini karena menggunakan taktik yang dapat menyesatkan pengguna. Dia juga menyoroti kurangnya transparansi dalam verifikasi X, yang membatasi akses data bagi peneliti dan menimbulkan pertanyaan tentang keandalannya.
Seiring dengan perkembangan X di bawah kepemimpinan Elon Musk, pengguna bisa mengharapkan lebih banyak pembaruan yang mengubah cara mereka berinteraksi di platform, yang memicu diskusi tentang privasi dan keterlibatan pengguna dalam media sosial.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 24 Sep 2024