starbanjar.com
Bupati Batola Noormiliyani meninjau jembatan Alalak.jpeg

Masyarakat Batola Tak Sabar Sambut Ikon Baru Jembatan Sungai Alalak

Redaksi Starbanjar
22.9.2021

STARNBANJAR – Pembangunan Jembatan Sungai Alalak hampir rampung. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) menargetkan menyelesaikan pembangunan pada September 2021 ini.

Jembatan yang memiliki panjang 850 meter menghubungkan Kabupaten Barito Kuala (Batola) dengan Kota Banjarmasin ini peresmiannya masih menunggu keluarnya Sertifikat Layak Fungsi (SLF).

Jembatan dengan konstruksi cable stayed ini dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses dari Kabupaten Batola ke Kota Banjarmasin dan berbagai wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) maupun Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hadirnya Jembatan Sungai Alalak ini menjadi ikon baru Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Batola nantinya.

Sejumlah masyarakat di Kecamatan Alalak, khususnya yang memiliki usaha di sekitar area pembangunan jembatan ikut berbangga dan tidak sabar menjajal pembangunan jembatan yang menghabiskan dana Rp 278 miliar ini.

Misalnya H Uci, pemilik usaha kebutuhan pokok yang berada di dekat Jembatan Sungai Alalak menyampaikan rasa bangganya dengan lahirnya ikon baru Kabupaten Batola setelah jembatan Barito dan Rumpiang ini.

“Kami sangat bangga atas ikon baru ini. Saya berharap jembatan ini lekas dibuka sehingga usaha kami bisa semakin lancar, mengingat selama 3 tahun dibangun setiap hari kawasan jalan di wilayah Handil Bakti mengalami kemacetan parah,” ungkap warga Rabu (22/9/2021).

Hal senada diungkapkan ibu rumah tangga, Eka menerangkan, jembatan Sungai Alalak selain bisa dijadikan spot baru untuk berfoto juga akan memperlancar akses dari dan ke Banjarmasin. Tidak seperti sekarang jika setiap ke Banjarmasin harus terjebak kemacetan panjang.

Sebelumnya Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, keberadaan jalan nasional dan jembatan diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat.

“Keberadaan jalan lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya, dimana jalan tersebut melewati area perkebunan seperti sawit, karet, dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Batola, Saberi Thanoor menyampaikan, Kabupaten Batola ikut andil dalam pembebasan lahan pada sisi wilayah Batola.

“Peran Batola ada pada pembebasan lahan dan pergeseran utilitas-utilitas yang dianggap mengganggu pembangunan maupun pelebaran jalan akses jembatan,” ungkap Saberi.

Ia menambahkan, Pemkab Batola menggelontorkan anggaran dalam pembebasan lahan jembatan berkonstruksi melengkung pertama di Indonesia ini mencapai Rp 6,8 miliar.

“Kedua tiang cable stayed jembatan ini sendiri pondasinya berada di wilayah Batola sehingga wajar kalo jembatan ini disebut Ikon Batola,” imbuhnya.