Bagikan:
STARBANJAR - Calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengalami stagnasi dalam popularitas hanya beberapa pekan menjelang pemilihan bulan depan. Hal itu menurut hasil jajak pendapat yang dipublikasikan Kamis, 18 Januari 2024. Ini meningkatkan kemungkinan adanya putaran kedua pada bulan Juni, demikian dilaporkan Reuters, media asal Inggris.
Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia inini akan mengadakan pemilihan pada 14 Februari. Survei terbaru oleh Indikator Politik menunjukkan bahwa meskipun unggul 20 poin, Menteri Pertahanan Prabowo tidak mendekati lebih dari 50% suara yang dibutuhkan untuk menang dalam satu putaran.
Survei yang dilakukan pada 30 Desember hingga 6 Januari menunjukkan mantan panglima TNI tersebut mendapatkan dukungan sebanyak 45,8% dari 1.200 responden, dengan 25,5% mendukung mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang pertama kali menempati posisi kedua dalam survei Indikator.
Ganjar Pranowo dari partai yang berkuasa menjadi pilihan utama bagi 23% responden, sementara 5,8% belum memutuskan pilihan. “Popularitas Prabowo mungkin akan terus stagnan kecuali dia melakukan sesuatu yang besar,” kata Burhanuddin Muhtadi, direktur eksekutif Indikator, yang dikutip dari Reuters, pada Kamis, 18 Januarii 2024.
“Kami tidak bisa memastikan apakah pemilu akan berlangsung satu atau dua putaran.” Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan suara lebih dari setengah dari 205 juta pemilih yang memenuhi syarat, putaran kedua akan diadakan pada 26 Juni.
Prabowo, 72 tahun, sedang memperebutkan pemilihan presiden ketiga berturut-turut setelah kalah pada 2014 dan 2019 dari petahana yang sangat populer, Joko Widodo, yang lebih dikenal sebagai Jokowi, yang tidak dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga.
Dalam sebuah langkah untuk memanfaatkan basis dukungan mantan saingannya, Prabowo pada bulan Oktober memilih putra Jokowi yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangannya dan naik dengan cepat dalam jajak pendapat, sebuah tren yang banyak analis atributkan kepada dukungan tersirat dari presiden.
Marcus Mietzner dari Australian National University, yang merupakan bagian dari panel yang menganalisis hasil pemungutan suara terbaru, mengatakan Prabowo memiliki peluang besar untuk menang, baik dalam satu atau dua putaran.
“Perbedaannya dengan kompetitornya adalah 20%. Itu sangat besar,” ungkapnya. “Dalam pemilu di negara lain, dengan selisih 20%, pemilu dianggap selesai.”
Popularitas Anies, seorang akademisi dan mantan menteri pendidikan, baru-baru ini meningkat menyusul serangkaian penampilan yang kuat dalam debat pemilu baru-baru ini. Menurut hasil jajak pendapat Indikator, dia juga mendapatkan dukungan yang signifikan di salah satu provinsi pertempuran utama, yaitu Jawa Timur.
Analisis dari Indikator, Kennedy Muslim, menyatakan tingkat partisipasi pemilih akan menjadi faktor kunci dalam menentukan apakah pemilihan akan menuju putaran kedua.
Hal ini terutama disebabkan oleh popularitas Prabowo di kalangan pemilih Generasi Z, atau mereka yang lahir setelah tahun 1997, yang tingkat partisipasinya pada pemilihan terakhir jauh di bawah tingkat nasional.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 18 Jan 2024