Bagikan:
JAKARTA - Di dunia kerja, tampaknya permasalahan soal bos atau atasan toksik memang kerap terjadi. Seperti yang dilansir dari Forbes, hampir tiga perempat (71%) pekerja Amerika sempat berada di bawah manajer toksik pada waktu tertentu dan sekitar 31% karyawan yang saat ini masih bekerja dengan bos toksik tersebut.
Bos atau atasan yang toksik dapat dikenali lewat perilakunya yang tidak profesional. Salah satunya seperti mengklaim kredit atas gagasan karyawan, berteriak, atau menggunakan bahasa yang tidak pantas.
Bekerja di bawah bos yang toksik tentu dapat merugikan karier dan kesejahteraan Anda. Oleh karena itu, daripada bertahan dan diam saja, Anda perlu mengetahui cara menangani situasi tersebut tanpa keluar dari pekerjaan.
Langkah pertama dalam proses ini adalah dengan mengenali perilaku atasan yang tidak sehat. Setelah itu, cobalah untuk menentukan apakah Anda menjadi sasaran atau apakah ada rekan kerja yang diperlakukan dengan cara yang sama.
Jika Anda menemukan bahwa gaya manajer Anda konsisten di seluruh tim, masalahnya jelas ada pada mereka dan bukan Anda. Cobalah untuk memahami mengapa manajer Anda berperilaku seperti ini.
Jika mereka berlebihan dalam manajemen, mungkin karena mereka adalah manajer baru yang belum terbiasa berpikir secara strategis. Namun, jika mereka melampaui batas dengan menjadi verbal, itu mungkin pertanda masalah yang lebih serius di bawahnya.
Sementara banyak manajer memiliki kesadaran diri, ada juga atasan lain yang tidak melakukannya. Jadi, cara paling langsung untuk mengatasi bos toksik adalah dengan memiliki percakapan tatap muka yang jujur.
Pendekatan ini juga membantu menentukan apakah mereka benar-benar toksik atau hanya merasa insecure. Jika manajer Anda terbuka untuk saran dan berusaha menjadi lebih mendukung, itu pertanda baik. Tetapi jika mereka menerima feedback Anda dan mengabaikannya, saatnya untuk menjadi pembela diri Anda sendiri, menetapkan batas, dan mencari dukungan.
Hal terburuk yang bisa Anda lakukan saat dihadapkan pada bos toksik adalah mengisolasi diri. Sebaliknya, cobalah untuk meningkatkan keterlibatan Anda di dalam organisasi.
Semakin banyak orang yang mengenal kinerja Anda, semakin besar kemungkinan Anda menemukan sekutu di tingkat yang lebih tinggi. Anda bahkan dapat mengembangkan aliansi dengan rekan kerja yang dapat menjadi teman dan mentor yang terpercaya.
Meskipun Anda tidak dapat mengontrol tindakan orang lain, Anda dapat mengontrol bagaimana Anda meresponnya. Tetaplah fokus pada tanggung jawab kerja Anda dan tetapkan batasan yang sehat.
Contoh adalah tidak memeriksa email kerja di malam hari atau memberi tahu manajer Anda bahwa Anda memerlukan pemberitahuan lebih awal tentang perjalanan terkait pekerjaan. Setelah batasan Anda ditetapkan, komunikasikan secara jelas dan sering.
Dalam Survei Toxicity in the Workplace dari FlexJobs, lebih dari setengah responden mengakui mengalami peningkatan kecemasan karena bos yang toksik. Dengan tingkat stres meningkat, perawatan diri menjadi lebih penting.
Oleh karena itu, cobalah untuk tidak terjerat drama. Anda juga perlu mempertahankan kesehatan Anda dengan mengambil istirahat secara teratur.
Itu tadi beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menangani bos yang toksik.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 07 Feb 2024