starbanjar.com
business-people-shaking-hands-finishing-up-meeting.jpg
Ilustrasi pembiayaan. (Pixabay)

Permintaan Pembiayaan Korporasi di Akhir 2023 Menyusut Dibanding 2022

Redaksi Starbanjar
23.1.2024

STARBANJAR – Menurut data Bank Indonesia (BI) indikasi permintaan pembiayaan korporasi pada Desember 2023 menyusut dibanding dengan tahun sebelumnya.

Laporan BI mencatat pada bulan Desember 2023, terdapat indikasi peningkatan permintaan pembiayaan korporasi secara bulanan. 

Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi yang mencapai 18,4%, mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 14,9%. 

Meskipun demikian, persentase ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2022 yang mencapai 21,5%.

Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama dipicu oleh pertumbuhan pada sektor industri pengolahan, sektor industri perdagangan, dan sektor reparasi mobil dan motor. 

Kenaikan ini sebagian besar digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan melunasi kewajiban jatuh tempo.

Mayoritas pembiayaan korporasi berasal dari dana internal perusahaan dengan proporsi sebesar 68,1%. Fasilitas kelonggaran tarik juga turut berkontribusi sebesar 9,2%. 

Sementara itu, penambahan pinjaman ke perbankan dalam negeri menyumbang 7,6%, dan pembiayaan dari pinjaman/utang perusahaan induk sebesar 3,4%.

Dari perspektif rumah tangga, terdapat peningkatan permintaan pembiayaan pada bulan Desember 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. 

Indikasinya dapat dilihat dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit sebesar 11,9%, mengungguli angka bulan sebelumnya yang mencapai 10,7%.

Pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada Desember 2023 didominasi oleh pinjaman dari bank umum, mencapai 35,8%. Sementara itu, koperasi dan leasing turut berperan dengan proporsi masing-masing sebesar 23,1% dan 15%.

Lebih lanjut, BI mengindikasikan peningkatan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Desember 2023, tercermin dari SBT penyaluran kredit baru sebesar 73,3%, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 70,4%.

Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru melibatkan permintaan pembiayaan dari nasabah. Selain itu, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta tingkat persaingan usaha dari bank lain juga menjadi faktor-faktor penentu.

 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 Jan 2024