starbanjar.com
5 Perusahaan Emas dengan Cadangan Terbesar, MDKA Nomor Wahid

5 Perusahaan dengan Cadangan Emas Terbesar di Dunia, MDKA Jadi Nomor Satu

Redaksi Daerah
19.7.2024

JAKARTA – Baru-baru ini harga emas kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa atau (All Time High/ATH) setelah didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Situasi tersebut membuat saham produsen emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergairah. 

Data Trading Economics menunjukkan harga emas naik +1,9% pada Selasa (16/7) malam, mencapai level US$2.467,8 per ounce. Sebelumnya, Ketua The Fed, Jerome Powell mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sekalipun data inflasi AS belum turun di bawah 2%. 

Invesment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menyatakan bahwa kenaikan harga emas dapat menjadi katalis positif bagi produsen emas yang terdaftar di BEI, seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang (ANTM).

Hendriko bilang, kenaikan harga emas berpotensi meningkatkan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) dan meningkatkan margin laba emiten. “Penguatan harga emas menjadi katalis positif bagi emiten produsen emas, seperti ARCI, BRMS, PSAB, MDKA dan ANTM,” jelasnya dalam riset harian pada Rabu, 17 Juli 2024.  

Dari lantai bursa, pada perdagangan hari ini hingga pukul 11:03 WIB, kelima emiten produsen ema situ, kompak melenting dengan penguatan tertinggi dirasakan oleh ANTM yang melesat 3,36% ke level Rp1.385 per saham. Di posisi kedua, ada PT J Resources Pasific Tbk (PSAB) yang melenting 3,24% ke level Rp191 per saham. 

Sementara itu, saham MDKA yang merupakan emiten produsen emas portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dengan kepemilikan saham 18,84%, terpantau melesat 2,09% ke level Rp2.440 per saham. 

Selanjutnya, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), produsen emas milik konglomerat Peter Sondakh, naik 1,41% ke level Rp288 per saham. Sementara itu, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), perusahaan kongsi Bakrie dan Salim Group, juga meningkat 1,23% ke level Rp164 per saham.

Yang menjadi pertanyaan, berapa jumlah cadangan emas masing-masing dari kelima emiten tersebut? Mengingat emas merupakan aset investasi yang sering dianggap sebagai safe haven dalam situasi ekonomi yang tidak pasti. 

Perusahaan Emas dengan Cadangan Terbesar

1. MDKA

Data dari laporan keuangan tahun 2022 menunjukkan bahwa MDKA memiliki portofolio cadangan emas sebesar 8,4 juta ton dan cadangan biji emas 44,8 juta ton dengan insitu au 858.000 oz. Perusahaan yang didirikan pada tahun 2012 ini saat ini mengoperasikan tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain itu, emiten berkode saham MDKA ini juga sedang mempercepat pengerjaan tambang emas Pani di Gorontalo, Sulawesi, yang memiliki cadangan emas sebesar 6,9 juta ons. Proyek yang ditargetkan beroperasi pada tahun depan itu, akan menjadi tambang emas terbesar di Indonesia berbiaya rendah dan berumur panjang.

2. ANTM

ANTM, yang dikenal sebagai Antam, adalah perusahaan pertambangan emas milik negara yang didirikan pada tahun 1968. Selain memproduksi emas batangan, Antam juga memiliki beberapa tambang di Indonesia, termasuk tambang emas Pongkor dan Papandayan di Jawa Barat.

Hingga akhir 2023, Antam mencatat total cadangan bijih emas dari kedua tambang tersebut mencapai 860 ribu dry metrik ton (dmt), setara dengan 5,72 ton logam emas insitu. Sementara itu, total sumber daya mineral emasnya mencapai 5,14 juta dmt bijih emas, setara dengan 22,68 ton logam emas insitu.

3. PSAB

PSAB adalah perusahaan yang mengelola pertambangan emas nasional dan logam mulia di Australia, dikendalikan oleh Jimmy Budiarto sejak 2002, dengan kepemilikan saham saat ini mencapai 92,5%. 

J Resources memiliki proyek tambang emas di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah, Jambi, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan. Berdasarkan laporan keuangan 2023, PSAB mencatatkan cadangan emas hampir 3 juta ons, meningkat enam kali lipat dari 0,5 juta ons pada 2011.

4. ARCI

ARCI adalah produsen emas dan perak yang berbasis di Indonesia, dengan 85% sahamnya dikuasai oleh PT Rajawali Corpora milik Peter Sondakh. Perusahaan yang didirikan pada 2004 ini mengoperasikan beberapa tambang, termasuk Tambang Emas Toka Tindung di Sulawesi Utara.

Per 31 Desember 2020, sumber daya mineral di Toka Tindung mencapai 139,1 juta ton, dengan head grade rata-rata 1,2 g/t (Au) dan 2 g/t (Ag), setara dengan 5.528 koz emas dan 10.953 koz perak. Adapun cadangan bijih di tambang tersebut berjumlah 98,3 juta ton, dengan head grade rata-rata 1,23 g/t (Au) dan 2,57 g/t (Ag), menghasilkan 3.884 koz emas dan 8.118 koz perak.

5. BRMS

BRMS Tbk adalah perusahaan tambang dan eksplorasi mineral yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Didirikan pada 1973 dengan nama PT Bumi Modern, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Bumi Resources Minerals Tbk pada 2010. 

Perusahaan ini memiliki beberapa proyek pertambangan di Indonesia, termasuk tambang tembaga dan emas di Kalimantan dan Sulawesi, serta proyek tambang seng di Sumatera. Pada akhir tahun lalu, BRMS mengumumkan telah menemukan tambahan sumber daya dan cadangan mineral di tambang Sulawesi. 

Penambahan ini akan mengangkat jumlah sumber daya mineral yang dikelola entitas perseroan sebesar 50% dari sebelumnya 28,4 juta ton bijih menjadi 42,7 juta ton bijih, dengan rata-rata kadar emas 2,6 gram per ton. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 17 Jul 2024 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 19 Jul 2024