Bagikan:
STARBANJAR - Bus Trans Banjar Bakula berkonsep Buy The Service (BTS) resmi diluncurkan di Terminal Gambut Kilometer 17, Jalan Achmad Yani, Rabu (22/12/2021).
Sedikitnya ada 75 bus trans Banjar Bakula berkonsep BTS yang akan segera mengaspal di Kalsel.
Program tersebut murni menggunakan anggaran pendapatan belanja nasional (APBN) 2021.
"Program ini tidak ada seribu rupiah pun membebani anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)," ucap Anggota DPR RI Dapil Kalsel, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda kepada awak media.
Bang Rifqi bercerita keinginan untuk menambah moda transportasi publik di Kalsel dimulai sejak dilantik menjadi anggota Komisi V DPR RI. Kemenhub memberikan hibah 5 bus rapid transit (BRT) untuk Kalsel. Selanjutnya ada 75 Bus BTS Trans Banjarbakula yang akan segera mengaspal di Kalsel.
"Saya dilantik sebagai anggota DPR RI pada 2019. Saat itu, saya melakukan negosiasi dengan Menteri Perhubungan. Alhasil, Kalsel mendapat tambahan 5 BRT dari APBN 2019," kata Politisi PDI Perjuangan tersebut.
"Totalnya ada 10 BRT yang dihibahkan. Ditambah dengan 1 BRT dibeli Pemprov Kalsel," sambungnya.
Rupanya, belasan unit BRT tersebut memberikan beban yang tak ringan bagi APBD Kalsel.
Bayangkan, operasionalnya mencapai Rp 8 miliar per tahun.
"Apabila bertahan dengan pola hibah BRT dan ditambah 100 unit, maka operasionalnya mencapai Rp 100 miliar per tahun. Sementara APBD Kalsel terbatas," tegasnya.
Oleh karenanya, kementerian perhubungan memperkenalkan bus berkonsep Buy The Service.
"Layanan yang dihadirkan oleh operator yang ditunjuk Kemenhub melalui lelang terbuka itu bisa disubsidi setiap kilometernya menggunakan APBN," jelasnya.
Awal beroperasi, masyarakat tanpa dipungut biaya Bus BTS Trans Banjarbakula. Kemudian pemerintah akan disubsidi selama tiga tahun ke depan.
Namun setelahnya, pemerintah provinsi maupun kabupaten atau kota harus sudah siap.
"Oleh sebab itu, ekosistem bisnisnya harus disiapkan. Bank harus menjadi stakeholder," tambahnya.
Menurutnya, BUS BTS sangat memungkinkan sebagai moda transportasi massal dibandingkan kereta api. Sebab, investasi kereta api sangat mahal. Bahkan, investor masih belum ada yang melirik.
"Kendati demikian, proposal mega proyek kereta api sudah masuk ke Bappenas," pungkasnya.