97 Tahun NU, Nahdliyyin Kalsel Optimis Mampu Jawab Tantangan Era Distrupsi
Nahdlatul Ulama (NU) kini telah memasuki usianya yang ke-97. Pada umur yang hampir satu abad, organisasi keagamaan terbesar ini diminta fokus melakukan kerja-kerja yang substansial untuk kepentingan umat.
***
Pesan ini disampaikan oleh Fungsionaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Pusat, Prof. Udiansyah, dalam lokakarya bertajuk 'Peluang & Tantangan NU di Era Disruption 4.0' di UNU Kalsel, Kamis (20/2/2020).
Menurut dia, warga Nahdliyyin era kini mesti mencermati Khittah NU 1926. Bukan tanpa alasan, hal ini yang menjadi dasar perjuangan organisasi ini.
"Selain keagamaan, dulu NU bergerak aktif di bidang pendidikan, sosial budaya, sampai bangun perekonomian ummat. Di era disrupsi hari ini, warga Nahdliyyin juga harus ke sana," kata Udiansyah saat paparannya di Aula UNU Kalsel.
Sebagai bekal, akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini pun mengingatkan ada empat kompetensi yang harus dimiliki warga NU di era disrupsi, yakni kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kreativitas, kompetensi, dan kolaborasi.
"Ini yang saya sebut sebagai 4C. Inshaa Allah kalau diterapkan bisa jadi Islam yang Rahmatan Lil Alamin," tambahnya.
Dalam lokakarya ini juga hadir Katib Syuriah PWNU Kalsel, KH Syarbani Haira dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari, Prof. Mujibburahman.
Syarbani mengingatkan generasi muda NU untuk terlibat aktif untuk menopang gerakan NU
Rektor UIN Antasari Prof Mujiburrahman mengatakan secara harpiah berasal dari bahasa Inggris distruption bermakna sesuatu yang mengganggu kita, sehingga manusia tidak bisa menjalani hidup secara normal dan harus bereaksi secara luar biasa.
"Distrupsi secara lebih luas dimaknai perubahan yang luar biasa, sehingga perubahan itu diluar kemampuan kita untuk memprediksinya, dan meramalkannya," urai Mujib.
Dia mengatakan era distrupsi terjadi imbas dari revolusi Industri 4.0 yang menitikberatkan teknologi digital dan media sosial.
Doktor jebolan Utrech University ini menyebut NU harus merespon perkembangan media sosial dengan menyebarluaskan gagasan NU.
"Da'i-da'i muda NU harus mampu menyampaikan nilai-nilai keislaman melalui medium sosial media, seperti Youtube, Facebook, Instagram dan seterusnya," timpal Mujib.
Tokoh muda NU Khairul Umam menuturkan tantangan era distrupsi harus mampu dijawab NU dengan gerakan-gerakan substansif.
Dia mencontohkan gerakan sosial kemasyarakatan, pembinaan perdesaan dan kelurahan hingga pengembangan ekonomi keummatan.
"Jika mampu dikelola saya optimis NU bisa menjawab tantangan revolusi Industri 4.0 dan era distrupsi," pungkas Umam

Ahmad Husaini
Author

