Bagikan:
STARBANJAR - Keputusan Google untuk menghentikan sementara kemampuan alat kecerdasan buatan Gemini untuk menghasilkan gambar, mencerminkan tantangan nyata dalam mengelola bias ras dan etnis di teknologi.
Kritik pedas di media sosial terhadap alat ini, terutama terkait dengan ketidakakuratan historis dalam menghasilkan gambar orang/tokoh, menunjukkan perlunya pertimbangan lebih mendalam terhadap implikasi budaya dan sejarah.
Meskipun awalnya google bersikeras mempertahankan dan membela Gemini, respons yang lebih bijak dari Google dengan mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk memperbaiki masalah tersebut adalah langkah positif.
“Kami telah berupaya untuk mengatasi masalah terkini dengan fitur pembuatan gambar Gemini, kami akan menghentikan sementara kemampuan gemini untuk membuat citra manusia dan akan segera merilis kembali versi yang lebih baik.” ungkap Perwakilan Google di akun X, Dilansir CNN Internasional, Rabu, 28 Februari 2024.
Pengumuman penangguhan sementara pembuatan citra manusia dan niat untuk merilis versi yang lebih baik mencerminkan keseriusan perusahaan dalam menanggapi masalah ini.
Meskipun mengecewakan bagi pengguna dan pengembang, penangguhan sementara Gemini oleh Google menunjukkan komitmen perusahaan terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas produk.
Dengan mengakui kekompleksan dalam menghadapi bias ras dan etnis, Google secara terbuka mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak hanya akurat secara historis tetapi juga mencerminkan keberagaman masyarakat secara adil.
Sebagai salah satu produk andalan di bidang AI generatif, Gemini mendapat sorotan karena kemampuannya yang kontroversial dalam menghasilkan citra manusia.
Google berjanji untuk bekerja keras guna memastikan bahwa versi selanjutnya dari Gemini tidak hanya memberikan representasi yang lebih akurat secara historis, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai inklusif untuk mencerminkan keberagaman masyarakat secara seimbang.
Kejadian ini dapat dianggap sebagai momentum penting dalam perjalanan perkembangan kecerdasan buatan yang lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mendalam.
Dengan persaingan yang semakin ketat di bidang AI generatif, perusahaan-perusahaan teknologi diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memastikan produk-produk mereka tidak hanya canggih secara teknologi tetapi juga memperhatikan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.
Ke depannya, tindakan Google diharapkan dapat memberikan warna baru dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan dan mendorong perusahaan lain untuk memprioritaskan penanganan bias dalam produk-produk mereka.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 29 Feb 2024